Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kompasiana di Tengah Ujian Berat Jokowi

18 Januari 2015   16:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:53 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_364938" align="aligncenter" width="638" caption="gambar :http://image.slidesharecdn.com/sub-8perangpemikiran-131031051348-phpapp02/95/sub-8perang-pemikiran-1-638.jpg?cb=1383214586"][/caption]

Ucapan terimakasih dihaturkan kepada Kompasiana. Apa pasal?

Selama polemik pemilihan Kapolri terjadi, Kompasiana memberi kontribusi yang besar bagi pembelajaran politik para pembaca Kompasiana melalui tulisan-tulisan bernas, cadas dan lugas para Kompasianer.

Kompasiana melalui kanal 'Topik Khusus; Kontroversi Pelantikan Kapolri' para pembaca Kompasiana diberikan cakrawala luas dan pembentukan pemahaman yang dalam lewat sajian beragam perspektif.

Sajian itu begitu detail, kaya rasa, dan renyah. Setiap pembaca relatif mampu mencernanya dengan mudah. Dan kemudian jadi energi pemahaman yang menyehatkan akal dan nurani.

[caption id="attachment_364939" align="aligncenter" width="500" caption="http://farm7.static.flickr.com/6126/6014286480_920e59b8aa_d.jpg"]

1421547398955303638
1421547398955303638
[/caption]

Subyek berita mainstream yang selalu dinamis dari waktu-kewaktu seiring realitas panggung polemik yang tertangkap awak media dibahas oleh para Kompasianer dengan argumentasi ; baik berupa dukungan maupun penolakan kepada Jokowi. Bukan semata kumpulan cacimaki atau teriakan bernada sumbang dan nyinyir tanpa dasar yang jelas. Dengan demikian pembaca Kompasiana bisa memahami permasalahan secara konperehensif (menyeluruh), untuk kemudian menentukan sikap secara lebih elegan di jagat maya ; apakah hanya untuk dijadikan milik diri atau dibagikan kepada lingkungannya. Ditengah ujian berat Jokowi, inilah yang membedakan produk Kompasiana dengan media sosial lainnya.

Banyak hal diungkap dari khasanah pemikiran para Kompasianer dalam melihat polemik Kapolri tersebut. Pembaca Kompasiana yang semula tak tahu menjadi tahu, yang sudah tahu menjadi mengerti, dan yang sudah mengerti jadi memahami.

Sejak Jokowi dilantik jadi Presiden, polemik 'Kapolri' tersebut memiliki gaung yang sangat besar dan ruang publik pun terasa panas. Ini merupakan ujian paling berat Jokowi di masa jabatannya yang baru seumur jagung.

[caption id="attachment_364944" align="aligncenter" width="800" caption="gambar : http://4.bp.blogspot.com/-DEZNLjYsydY/UoXhDmj_FXI/AAAAAAAADlg/5nEs2sNuCLk/s1600/10.jpg"]

14215486321016592037
14215486321016592037
[/caption]

Penanda ujian berat itu adalah para relawan Jokowi melakukan aksi penolakan secara masif bahkan 'mengancam' menarik dukungannya. Ini bukan hal yang kecil mengingat bahwa dukungan paling kuat bagi Jokowi adalah dari kelompok relawan dan masyarakat luas. Merekalah sebenarnya tumpuan kekuatan Jokowi selama ini sehingga parpol dan kelompok jahat di DPR harus berhitung seribu kali melakukan upaya jahat pada Jokowi dan pemerintahannya.

Bahkan, sejumlah Kompasianer handal yang selama ini memberi dukungan pun mengambil sikap yang sama ; mengancam tarik dukungan ! Hal tersebut tidak pernah terjadi pada ujian-ujian Jokowi sebelumnya.

Tentu akan banyak lagi ujian berat lain yang akan dihadapi Jokowi di perjalanan pemerintahannya ke depan. Dan pada saat itu para pembaca Kompasiana dan Kompasianer telah dibekali pembelajaran yang lebih baik hasil brainstorming di ujian berat Jokowi sebelumnya.

Semoga tulisan para Kompasianer yang kelak dihasilkan semakin kaya pemikiran berbobot dibanding sejumlah ujian berat sebelumnya. Karena hal itu secara tidak langsung merupakan suatu wujud jawaban yang bisa menghindarkan publik dari ketersesatan pemahaman masalah yang sedang hangat terjadi tanpa mereka sadari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun