Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Mainkan Politik Munafik di Polemik Pemilihan Kapolri

19 Januari 2015   17:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:49 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Manusia munafik merupakan sosok tidak beretika dan bukan manusia baik-baik. Cara berpolitik Jokowi ini secara personal manusia adalah tindakan tidak beretika. Dan sebagai manusia, saat di lingkaran elit politik, Jokowi bukan manusia baik-baik!


Namun dalam Politik, etika memiliki kriteria, ukuran atau defenisi yang tidak sama dengan sosok 'manusia baik-baik'. Maka tak heran bila kita melihat sepak terjang politikus seringkali tidak beretika menurut pandangan awam masyarakat, namun oleh kaum politik dianggap biasa saja.


Cara berpolitik Jokowi ini bisa jadi karena dia bukan Dewa di wilayah puncak bukit elit politik, bukan Raja Otoriter di kerajaan elit politik. Bahkan di rumahnya sendiri yakni PDIP dia hanya 'petugas partai'. Sosok Dewa atau seorang Raja akan selalu ditakuti dan dituruti kelompoknya bahkan hanya dengan gerak tubuh atau tatapan matanya. Tapi bila hanya petugas partai? Heu..heu..heu..ngai bilang susah omong punya whua...! Gue kagak bise ngomong dah ! Piye, dap aku ra iso ngomong, jhe...


Untuk mensiasati kondisi itu maka Jokowi rela bersikap munafik. Dia mengorbankan dirinya menjadi 'manusia tak beretika'. Dia rela dicap bukan manusia baik-baik demi memenangkan dirinya. Dan dirinya tersebut adalah Rakyat.


Terimakasih Nararya kini saya terhindar dari bisul benak. Ailopyupul !

Link Artikel Nararya :

http://m.kompasiana.com/post/read/697145/3/memainkan-jurus-public-transcript-dan-hidden-transcript-jokowi-tak-blunder-sama-sekali.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun