Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sikap Puan pada Jokowi, Sebuah Mentalitas Kebablasan Si Anak Juragan

5 Februari 2015   06:44 Diperbarui: 31 Desember 2015   14:30 13343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_367182" align="aligncenter" width="576" caption="gambar :http://jurnalpatrolinews.com/wp-content/uploads/2011/12/PDIP.jpg"][/caption]

Sikap Puan Maharani pada Jokowi bikin sesak dada sebagian rakyat. Apalagi para pendukung setia Jokowi, Puan bagai anak juragan yang sombong.

Puan memang berasal dari pembesar Politik negeri ini. Kakeknya Ir Soekarno adalah Presiden RI pertama yang terkenal dan punya nama besar, sedangkan Megawati-Emaknya Puan lama memegang tampuk pimpinan partai PDIP, jadi tokoh sentral dan tak terbantahkan, sementara elit pengurus lainnya tak lebih pekerja yang 'cari makan' di perusahaan itu. Hal tersebut memunculkan kesan partai merupakan milik 'usaha keluarga' saja.

Dalam lingkungan tersebutlah bisa jadi memunculkan mentalitas anak juragan besar pada diri Puan Maharani.

Menjadi anak juragan besar merupakan takdir hidup dan tidak bisa dipersalahkan. Ada hak asasi manusia di situ. Namun bila mentalitas yang terbentuk tak digunakan secara cerdas akan memancung dan menjatuhkan citra diri dan nama baik keluarga besar.

Karena partai politik sejatinya juga milik rakyat maka semua yang melekat pada diri anak juragan besar sejatinya harus dipertanggung-jawabkan kepada rakyat.

[caption id="attachment_367184" align="aligncenter" width="650" caption="gambar : http://www.malasliputan.com/wp-content/uploads/2014/12/Puan-Maharani.jpg"]

1423067039928935677
1423067039928935677
[/caption]

Ketidakcerdasan Puan sebagai anak juragan besar tampak di mata publik lewat sikap dan pernyataannya ketika Jokowi yang cuma petugas partai kemudian menjadi Presiden. Pada posisi sebagai pembantu presiden di Kabinet Jokowi, mentalitas anak juragan tetap tegak berkibar menjadikan Jokowi seperti pimpinan yang tak bertaji.

Puan pura-pura lupa (?), bahwa PDIP bisa menang saat ini tak lepas peran besar Jokowi yang memenangkan hati rakyat dalam pilpres.

Lihat saja sikap Puan saat dipanggil namanya ketika pengumuman kabinet. Orang lain 'sepakat' bergegas cepat bahkan setengah berlari sebagai spirit dan cerminan Kabinet Kerja, tetapi seorang Puan dengan santainya melanggang lengok perlahan. Dia tampilkan dirinya 'beda' dengan 'pembantu' Presiden lainnya. InInya dia tidak ingin lebih rendah dari Jokowi?

Puan lupa bahwa bila Jokowi bukan presiden, katakanlah presiden dari partai lain yang berkoalisi dengan PDIP, maka belum tentu dia bisa jadi menteri. Karena kapasitasnya belum mumpuni sebagai menteri koordinator dibanding para elit politik senior lain yang tersebar.

Lihatlah, ketika presiden Jokowi menginstruksikan anggota kabinet terlepas-harus mengundurkan diri sebagai pimpinan struktur partai politik, Puan pun 'tidak patuh' dengan berkelit dengan caranya.

Mentalitas tidak cerdas sebagai anak juragan besar dalam diri Puan rentan dimanfaatkan lawan politik Jokowi untuk mengganggu Jokowi menjalankan program pemerintahannya. Bahkan jadi jalan masuk tak disangka untuk menjatuhkan kepercayaan publik pada Jokowi.

[caption id="attachment_367185" align="aligncenter" width="590" caption="gambar : https://assets.kompasiana.com/statics/files/14000923421260877583.jpg"]

14230671571918493956
14230671571918493956
[/caption]

Seharusnya masa pemerintahan Jokowi ini dijadikan momen mengubah sikap sebagai anak juragan kalau dia ingin terus menjadi elit politik yang dewasa, yang bisa dinilai baik bukan karena terus menerus dibawah bayang-bayang keluarganya. Dan dia bisa jadi pemimpin Indonesia masa depan yang visioner melebihi Sang Kakek.

Jaman telah berubah. Era ke depan rakyat tak butuh pemimpimpin yang berlagak juragan.Rakyat lebih butuh pemimpin yang visioner dan egaliter, yang mau mensejajarkan diri dengan rakyat dan mendengarkan keluhannya. Semua itu ada dalam diri Jokowi saat ini.

Masih ada waktu untuk Puan berbenah. Kalau begitu, Saya akan mendukungmu.

Semoga ke depan, akan lebih baik lagi.

Salam

 

Sumber referensi ;

Berita1 ;

http://m.tempo.co/read/news/2015/02/03/078639659/Puan-Maharani-Silakan-Jokowi-Bikin-Partai-Baru

Berita2;

http://nasional.kompas.com/read/2014/11/01/07110071/Dianggap.Tak.Kompeten.Jadi.Menko.Ini.Jawaban.Puan.Maharani

Berita3;

http://m.okezone.com/read/2014/10/27/337/1057440/semua-menteri-jalan-kaki-puan-maharani-naik-mobil

Berita4 ;

http://m.okezone.com/read/2014/09/23/339/1043233/puan-menteri-jokowi-harus-direstui-megawati

Berita5 ;

http://m.okezone.com/read/2014/09/21/339/1042167/strategi-mega-untuk-karir-putri-mahkota

Berita6:

http://m.okezone.com/read/2014/09/23/339/1043084/puan-maharani-pdip-butuh-darah-soekarno

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun