[caption id="attachment_396380" align="aligncenter" width="512" caption="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/03/13622077951939464289.jpg"][/caption]
Musim hujan seperti sekarang ini membuat lingkungan rumah rawan dimasuki ular. Apalagi bila di sekitarnya tergenang atau banjir. Jenis ular berbisalah yang berbahaya. Sementara kita mungkin awam soal ular, sulit membedakan mana ular berbisa atau tidak.
Saya jadi ingat kala rumah dimasuki ular kobra. Tengah malam saat asik mencumbui Kompasiana tiba-tiba anjing peliharaan saya menggonggong. Suaranya tak henti dan sangat aneh menandakan ada hal yang tak biasa.
Anjing itu ditempatkan pada teras gudang di halaman belakang rumah. Halaman itu berupa tanah kosong yang cukup luas dan sudah saya bangun pagar tembok keliling setinggi 3 meter.
Tembok itu kokoh dan sengaja dibangun untuk melindungi diri dari maling dan binatang buas. Lingkungan di luar tembok masih berupa kebun, semak, dan sawah. Dulu waktu masih bujangan sengaja saya membeli rumah komplek di tepi kota karena selain harga masih murah udaranya masih segar.
Istri saya yang baru saja terlelap kecapean habis kerja bareng tiba-tiba bangun menghampiri saya yang sedang menyimak lebih teliti gonggongan anjing. Saya berpikir, ada orang atau maling yang coba masuk rumah.
Segera saya ambil mandau yang lumayan panjang dari balik lemari, dan perlahan bergegas keluar kamar. Sebelumnya sudah pesan ke Istri, bila saya kasi kode tertentu segera keluar lewat pintu depan memanggil tetangga.
Saya kemudian bersembunyi di balik tembok rumah untuk mengamati situasi sambil memperhatikan arah gonggongan anjing. Heran! anjing itu menggonggong ke arah bawah meja rusak yang terletak di teras pada sudut dinding gudang. Sambil menggonggong badannya maju mundur. Ada apa?
[caption id="attachment_368393" align="aligncenter" width="405" caption="sumber gambar :https://lh6.googleusercontent.com/-M0KgQeMkz80/UkJ9ycb66_I/AAAAAAAAAGQ/NdjYWh80Y7U/w506-h366/ulor+kt+pintu.jpg"]
Ahaaaii! Ini dia pangkal masalahnya!
Ternyata ada ular melingkar.
Perlahan saya berpindah posisi dan melongok dari jarak aman.
Heran juga, rasanya pagar tembok sudah rapat dan tinggi. Dari mana ular itu bisa masuk? Belakangan saya tahu di tanah bagain bawah konstruksi sloof ada lubang tikus sebesar lengan yang menghubungkan keluar halaman. Pantas saja bisa masuk!
Ular itu panjangnya sekitar 1 meter, warna hitam pekat, mata hitam berkilau dan lidah menjulur. Suara desisnya terdengar jelas. Separuh badannya berdiri tegak dengan kepala gepeng. Tampaknya sudah siap berkelahi.
Kalau disodok pakai mandau yang saya pegang agak sulit karena gerakan terbatas di bawah meja kecil yang tingginya hanya sekitar 40 cm. Bisa-bisa hanya sekedar menyentuh kemudian ular itu lari ke tempat lain dan itu jadi masalah baru. Lagi pula mandau relati pendek, sangat berbahaya bila di jarak dekat tiba-tiba si Kobra menyemburkan racunnya mengenai mata. Bagaimanapun saya harus jaga jarak!
Kalau menggunakan kayu panjang juga tak maksimal karena posisi ular di sudut sempit. Apalagi menyergapnya pakai kain handuk basah sangat tidak mungkin.
Semua teori yang saya dapatkan waktu Pramuka jaman sekolah tak bisa diterapkan karena situasi lapangan tak memungkinkan.
Tapi dasar si Bengal yang baik hati dan tidak sombong. Saya dapat akal! Segera saya kembali ke rumah utama, dan istri saya sudah menunggu dengan was-was. Saya katakan ada ular kobra, bukan maling. Saya pinta dia segera masak air sampai mendidih. Awalnya dia bingung untuk apa? Tapi kemudian 'nerimo' dan masih bingung walau telah saya jelaskan.
Segera saya bawa air mendidih tadi yang sudah dicampur garam dan cuka. Air itu dimasukkan dalam ember dan tak lupa bekal gayung dari kamar mandi.
Dengan air digayung itu saya siramkan air panas tadi ke ular. Tak ada ampun, tubuhnya yang tadi tegak menantang langsung bergulung (kesakitan?). Kembali saya siram, ular itu makin tak berdaya. Kemudian dengan tongkat kayu saya seret keluar dari kolong meja.
Di teras lapang itulah saya eksekusi ular itu. Caranya? Disensor! Yang jelas darah membuncah di lantai teras gudang.
Konon kata orang-orang tua, bila membunuh ular bila bekasnya tidak bersih maka teman-temannya akan datang lebih banyak lagi karena mencium darah korban.
Tak mau ambil resiko, saat itu juga saya bersihkan TKP dengan air panas, dan saya siram bensin. Tidak ada sisa. Terbukti, teman-temannya tidak datang, tuh!
[caption id="attachment_368394" align="aligncenter" width="360" caption="sumber gambar : http://2.bp.blogspot.com/-dwMKoHRyPTg/U7E0qxA0lnI/AAAAAAAAEpI/skB0aaRVNQE/s1600/47ular+cobra.jpg"]
Dari pengalaman itu ada tips yang dapat saya bagi:
- Memelihara binatang di rumah, seperti anjing atau kucing cukup membantu menjaga, setidaknya bila ada binatang lain masuk rumah maka hewan peliharaan akan memberi tanda-tanda.
- Waspadalah bila gudang Anda banyak tikus. Tempat itu menarik perhatian ular untuk datang dengan berbagai cara yang tak terpikirkan oleh Anda. Tikus makanan favorit ular.
- Bersikap tenang bila bertemu ular. Jangan panik karena bisa membuat ular makin reaktif untuk menyerang.
- Keberadaan ular dapat diketahui dari bunyi desisnya, perlu konsentrasi untuk menyimak keberadaannya.
- Bila ular masuk ke kolong meja, lebih efektif menanganinya dengan menyemprotkan air mendidih yang dicampur garam atau cuka atau keduanya.
- Kalau Anda mengeksekusi ular, segera bersihkan TKP. Jangan ada sisa. Sebaiknya TKP disiram pakai air sabun, cairan pembersih lantai atau bensin agar bau amisnya hilang.
- Menurut pengalaman dua warga komplek saya yang rumahnya pernah kemasukan ular kobra, ketika mereka terkena semburan racun terkena mata, dengan dibantu tetangga yang lain mereka segera mencari ibu menyusui. Air susu ibu yang masih fresh diteteskan ke mata yang terkena bisa ular. Ini obat mujarab! Dan pertolongan pertama yang paten punya.
- Bila digigit ular, segera minum air putih yang banyak. Sambil mengikat bagian tubuh dekat gigitan agar bisa ular tak merambat lewat aliran darah. Urut ke arah bagian itu agar darah yang mengandung racun keluar.
- (Yang ini bersifat mistis) Bila Anda digigit ular di luar rumah Anda, jangan masuk rumah Anda. Segera minum air putih. Pertolongan pertama dilakukan di luar rumah Anda. Setelah itu pergi ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
Selesai!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H