Mohon tunggu...
Purba Sari
Purba Sari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

penimat cerpen dan novel www.shespebe.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jejak

12 Juli 2017   12:02 Diperbarui: 12 Juli 2017   12:07 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Joni tertawa, lalu beranjak ke toko penjual minuman yang berada di sebelah tempat mereka duduk. Tak berapa lama Joni kembali membawa dua buah botol minuman jeruk dingin. Mengulurkan satu untuk Jejak. Awalnya Jejak heran, memangnya raut mukanya terkesan sangat kehausan dan tidak sanggup membeli minuman? Oh, separah itukah wajahnya siang ini?

"Aku tahu kamu punya banyak uang, aku membelikan ini bukan karena mengasihanimu, tapi aku anggap kamu adalah tamu di sini." Seolah Joni paham yang sedang dalam pikiran Jejak.

"Eh, iya, Makasih Bang." Jejak membuka botol dan meneguk sedikit isinya.

"Ah... segarnya." Joni hampir menghabiskan satu botol dalam sekali tegukan. "Kamu tadi bertanya kenapa aku masih tetap menunggu penumpang di sini walaupun terminal ini sudah sepi?" Joni menoleh ke arah  Jejak.

Jejak mengangguk.

"Aku memang sedang tidak menunggu penumpang di sini, tapi aku sedang menunggu istriku. Dia pergi merantau tiga tahun lalu. Dia berkata akan pulang dua bulan sekali setiap hari pasar rame, kamu tahu, di daerah sini setiap dua bulan sekali akan ada pasar rame, pasar dimana penjual dan pengunjung berasal dari beberapa daerah dan berkumpul di balai desa. Ramai sekali. Istriku memintaku untuk menunggunya di tempat keberangkatannya dulu, yaitu di terminal ini..."

Jejak seksama mendengarkan cerita Joni.

".....dia melakukannya di tahun pertama, mulai jarang di tahun kedua, dan hingga tahun ketiga ini dia tidak pernah datang." Lanjutnya.

Jejak hanya menatap laki-laki disampingnya, bingung harus mengatakan apa.

"Jadi, karena aku telah berjanji kepadanya untuk selalu menjemputnya,  maka di sinilah aku sekarang, menunggunya dengan becak kesayanganku."

"Tapi Bang, bagaimana kalau istri Abang tidak pernah datang?" tanya Jejak, yang langsung dibalas dengan tatapan dari Joni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun