Membahas  nilai-nilai feminisme dalam pandangan islam bagi sebagian orang dianggap sebagai isu yang kontroversi bahkan sebagian lain menolak keras nilai-nilai feminisme di dalam Islam. Apalagi jika nilai-nilai feminisme itu diambil dari negeri barat yang dikenal dengan ajaran sekulernya.Â
Feminisme di negeri barat dianggap sebagai bentuk ekspresi kebebasan terutama bagi kaum perempuan untuk mengaktualisasikan diri di tengah masyarakat.Â
Jika dikutip dari wikipedia, gerakan feminis telah dan terus mengkampanyekan hak-hak perempuan, termasuk hak untuk memilih, memegang jabatan politik, bekerja, mendapatkan upah yang adil, upah yang setara dan menghilangkan kesenjangan upah gender, untuk memiliki properti, mendapatkan pendidikan, masuk kontrak, memiliki hak yang sama dalam pernikahan, dan untuk memiliki cuti kehamilan.Â
Feminis juga berupaya untuk memastikan akses terhadap aborsi yang legal dan integrasi sosial, serta untuk melindungi perempuan dari pemerkosaan, pelecehan seksual, dan kekerasan dalam rumah tangga.
Sementara di dalam ajaran Islam nilai-nilai feminisme yang dianut barat sebagian menganggap tak sesuai dengan ajaran Islam. Karena masih adanya anggapan bahwa perempuan hanya bagian kecil dari kaum pria haruslah menjalankan kodratnya yang  tak lebih dari sumur, dapur, dan kasur. Bahkan anggapan ini juga masih disematkan oleh sebagian kaum yang terdidik sekalipun dengan berkedok ajaran agama.Â
Anggapan ini tak hanya dilakukan oleh kaum laki-laki namun ada juga kaum perempuan yang masih terpesona dengan  anggapan ini yang telah mendarah daging dalam pendidikan sebagian keluarga padahal sesungguhnya mereka memiliki banyak kekuatan yang tak dimiliki kaum laki-laki.
 Padahal di dalam Islam sosok perempuan sangat dimuliakan. Perempuan digambarakan sebagai tiang negara , karena dari sanalah dilahirkan generasi-generasi yang akan menjalankan roda kehidupan di sebuah negara.Â
Nilai-nilai feminisme barat yang menuntut kesetaraan gender sesungguhnya sudah terjadi di masa kenabian Rasulullah SAW bahkan jika ditarik jauh ke masa penciptaan Adam dan Hawa.Â
Harkat dan martabat perempuan tak lagi dilecehkan sejak risalah kenabian turun di Kota Mekkah yang dilanda masa kejahiliahan.Â
Islam menghadirkan sistem kehidupan yang sama rata sebagai hamba Allah swt. Perbedaan kaum perempuan dan laki-laki nyaris tak ada didalam ajaran Islam yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
Sosok-sosok perempuan yang ada di sekeliling kehidupan Nabi Muhammad SAW adalah sosok perempuan-perempuan hebat yang cemerlang yang menandakan bahwa Islam telah melampaui nilai-nilai feminisme barat. Sosok seperti Siti Khadiijah r.a, Aisyah r.a dan istri-istri nabi beserta putri-putrinya  yang masih banyak lagi adalah contoh konkrit keberhasilan Islam menyetarakan kaum perempuan dan laki-laki. tentu tak akan ada lagi di masa saat ini. Â
Kajian Islam Feminisme yang dihadirkan beberapa para cendikiawan muslim  ingin menunjukkan ke dunia jika Islam menjadi Rahmatan lil 'alamin seperti saat ini  adalah  bentuk keberhasilan penerapan Islam Feminisme yang dibawah oleh Nabi Muhammad SAW. Â
Islam Feminisme ingin membuka wawasan sebagian kaum muslim yang masih membatasi hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan dengan jurang yang besar adalah sebuah kemunduran dari sebuah sistem yang sudah ditata rapi oleh Rasulullah Muhammad SAW.Â
Gerakan Islam Feminisme seakan ingin membuka wawasan  jika Islam adalah agama yang sangat peduli pada gerakan feminisme yang disebutkan diatas. Bahkan nilai feminisme yang digaung-gaungkan di barat sangat kalah dibanding dengan nilai Islam Feminisme. Karena nilai feminisme barat menjadikan kebebasan berekspresi dengan mengesampingkan kehormatan seorang perempuan.Â
Sementara Islam  Feminisme sendiri mengatur hak dan kewajiban perempuan dengan jelas tanpa menghilangkan kewibawaan seorang laki-laki maupun kehormatan seorang perempuan itu sendiri.Â
Islam Feminisme ingin menunjukkan bahwa Islam begitu fleksibel dalam menghargai hak dan kewajiban diantara kaum laki-laki dan perempuan.
Ini berarti sebuah kondisi tak harus direspon secara fisik. Seorang laki-laki tak harus selalu merasa dominan terhadap perempuan agar dianggap kuat dan berkuasa.Â
Perempuan juga tak harus merasa lemah terhadap laki-laki agar dinobatkan sebagai perempuan yang baik lalu tak berdaya menjadi korban kekerasan.Â
Islam Feminisme mengajar jika segala sesuatu bisa dikompromikan dengan kepala dingin tanpa harus mengandalkan kekuatan fisik atau tetes air mata.Â
Perempuan harus memiliki sikap berjuang untuk mempertahankan haknya terutama yang biasanya harus "mengalah" dengan kaum laki-laki. Padahal memperjuangkan hak perempuan bukan beraarti memperjuangkan dirinya sendiri karena ada generasi yang akan dilahirkan dari rahim-rahim perempuan.
Jika barat dengan bangganya mengkampanyekan nilai-nilai feminismenya dalam gempuran dunia digital melalui saluran medianya baik dari media sosial,  media cetak dan elektronik maupun film-film layar lebar. Seharusnya  umat Islam lebih getol mengkampanyekan Islam Feminisme mulai dari diri, keluarga dan masyarakat.Â
Peran ulama dan dai sangat penting untuk membuka nilai-nilai Islam Feminisme yang sudah ditanamkan. Melalui Islam Feminisme diharapkan melahirkan kaum perempuan yang tangguh dan kuat tak peduli dimana ia tinggal, tingkat pendidikan, karir, jabatan bahkan suku dan agama sekalipun. Karena mereka tahu bahwa Islam melindungi hak-hak mereka sebagai seorang perempuan.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H