Tuhan, betapa seringnya mulut ini menggerutu bahkan mengumpat kesal saat segala yang direncanakan tak sesuai dengaan yang diharapkan. Tapi Engkau masih tersenyum. Menggerakkan langkah kaki ke takdir yang lain.
Ibarat kapal yang berlayar di tengah kepungan ombak namun suatu ketika ombak pun tenang mengantar sang Pelaut kembali ke daratan dengan pelajaran yang begitu berarti.
Tuhan, jadikanlah kami menjadi ahli hikmah. Semakin hari semakin yakin Engkau selalu memperhatikan, Engkau selalu memberi, dan Engkau selalu tersenyum. Bisa saja Engkau Marah karena Engkau Maha Perkasa, bisa saja Engkau berpaling karena Engkau Maha Menyesatkan. Namun itu tidak kau lakukan.
Kau memilih menjadi Maha Petunjuk, Engkau hadirkan keluarga  yang memperhatikan, Sahabat yang membantu, dan orang-orang baik yang selalu melemparkan senyum. Bahkan terkadang Engkau berikan petunjuk langsung dengan tanda-tanda yang hadir di hadapan Hamba-Mu ini.
Benarlah, nikmat apa lagi yang engkau dustakan sebanyak 31 kali Engkau tanyakan dalalm surat cinta-Mu Al-Qur'anul Karim. Orang yang membawanya pun mulia. Meski dilempar dengan batu, dilempar dengan kotoran bahkan akan dibunuh namun dia tetap saja berteriak Ummatku..Ummatku..Ummatku.
Sementara ummat yang ia perhatikan itu tenggelam dalam lumpur dunia. Bahkan shalawat pun diucapkan sekedar saja saat melakukan rutinitas memenuhi kewajiban yang tentunya cuma seadanya.
Maafkanlah kami, jangan pernah berpaling dari kami. Siapa lagi yang akan memberikan syafaat selain dirimu Ya Rasul. Apa jadinya jika kami tak ada syafaat darimu. Â
Ya Tuhan.. jadikanlah kami sebagai orang ahli hikmah. Biarlah kami dapat berjumpa dengan-Mu sekalipun nanti ada di neraka. Izinkan kami untuk terus menyebut nama-nama kami. Inilah kami para hamba-Mu yang memohon kepada-Mu.
Ampunilah kami dan orang-orang yang kami sayangi. Izinkan kami selalu terkejut atas satu takdir ke takdir lainnya. Bahwa Engkau begitu menyayangi kami. Aamiin..
