I/
Batu-batu itu berteriak di telingaku,
Mengapa dia tidak mengubah kami menjadi roti?
Tidak cintakah dia pada keras kami?
Kami kepanasan,
Kami kedinginan.
Aku tak sahut.
Tapi roti menyela,
Dia begitu mencintai kalian,
Makanya dia tetap ingin kalian sekeras sekarang,
Biar kelak mereka yang hendak melempar perempuan itu jadi luluh.
Lalu kau akan dijadikan penyangga palang tempat ia terbunuh.
II/
Tiba-tiba dia sudah di ujung tebing.
Beberapa batu ternyata mengikutnya.
Lalu meminta agar terbuang bersama dia
Dengan harapan ada beberapa malaikat
Bisa menggenggam mereka.
Lalu kelak mereka akan jadi kilangan
Yang tergantung di leher-leher penyesat.
III/
Batu-batu kembali berteriak
Mari dan berilah lututmu ke atas kepala kami.
Dan semua yang indah akan nampak di matamu.
Setelah itu kami akan menjadi hiasan di tamanmu.
Semoga. Karena lebih baik kalian menjadi pintu kuburku.
Ledalero, Februari 2016
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI