Mohon tunggu...
KMTL SOCIAL PROJECT 2024
KMTL SOCIAL PROJECT 2024 Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

KMTL Social Project 2024 adalah upaya nyata dari Mahasiswa Teknik Lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Angkatan 2023 untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Kkn

KMTL Social Project 2024 : Aksi Inovatif untuk Menyelesaikan Permasalahan Lingkungan

3 Juli 2024   13:27 Diperbarui: 3 Juli 2024   13:34 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto : Sosialisasi Aksi CERMAT/Dokumen pribadi)

(Foto : Sosialisasi Aksi CERMAT/Dokumen pribadi)
(Foto : Sosialisasi Aksi CERMAT/Dokumen pribadi)

Malang, 3 Juli 2024 -- Mahasiswa tingkat satu program studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya telah menyelesaikan kegiatan pengabdian masyarakat yang berjudul KMTL Social Project 2024. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 29 Juni hingga 1 Juli 2024 di Dusun Sumberjambe, Desa Jambesari, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dengan tema "Sahitya Arutala" yang berarti "Cita-cita Gotong Royong dalam Pengabdian", KMTL Social Project 2024 memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, memperdalam pemahaman tentang pemilahan dan pengelolaan sampah, serta memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan. Kegiatan pengabdian dengan membawakan teknologi yang inovatif untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada desa tujuan.

Program ini mencakup kegiatan seperti pemilahan sampah (CERDAS), pemanfaatan limbah bambu (CERMAT), dan pembuatan biopori yang dapat menghasilkan pupuk kompos. Melalui sosialisasi, masyarakat diajak untuk memahami dan mengelola sampah secara efisien. Masyarakat setempat yang sebelumnya membakar sampahnya secara langsung diedukasi untuk melakukan pemilahan sampah dan menyampaikan bahaya dari asap yang dihasilkan oleh pembakaran. Pelatihan pembuatan pot bambu sebagai alternatif pengganti dari pot plastik juga diberikan untuk mengurangi limbah bilah bambu dari pembuatan tusuk sate. Program ini tidak hanya mengurangi penggunaan plastik tetapi juga mempromosikan kreativitas dalam daur ulang limbah. Konsep biopori diperkenalkan sebagai solusi untuk mempercepat proses pengomposan sisa organik dan meningkatkan penyerapan air. Program ini melibatkan siswa Sekolah Dasar, perangkat desa, remaja karang taruna, dan masyarakat umum untuk meningkatkan kesadaran lingkungan.

Antusias warga setempat sangat mendukung keberlangsungan kegiatan ini. Ibu Misiah dari RT 15, salah satu peserta pada Sosialisasi-Aksi Biopori mengungkapkan "Saya senang karena mendapat ilmu baru mengenai teknologi ini yang alami dan baik untuk tanaman. Saya berharap acara seperti ini bisa diadakan setiap tahun karena ilmunya sangat bermanfaat. Selain itu, kegiatan yang diadakan tidak hanya kegiatan formal saja namun juga terdapat kegiatan non-formal yang dapat mempererat hubungan baik antara warga dengan anak-anak mahasiswa"

Program pengabdian ini juga berupaya untuk berkontribusi pada SDG's 4 (Pendidikan Berkualitas) dengan memberikan buku fiksi dan pelatihan dalam bentuk sosialisasi aksi kepada masyarakat dan siswa Sekolah Dasar. SDG's 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) dituangkan dengan kegiatan yang berfokus pada pengurangan limbah organik dengan memanfaatkannya sebagai bahan dasar kompos serta meminimalisir timbulan sampah dengan mendaur ulang limbah. Kemudian untuk SDG's 13 (Aksi perubahan Iklim), dilakukan dengan pembuatan lubang resapan air untuk melakukan pencegahan bencana banjir dan pengurangan gas rumah kaca dengan mengurangi gas karbondioksida (CO) dari pembakaran sampah melalui pemilahan sampah dan pembuatan biopori.

Dr. Ir Mochammad Bagus Hermanto, S.TP., M.Sc. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kewirausahaan Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya menyampaikan bahwa kegiatan semacam ini penting untuk dilaksanakan "Saya merasa program ini sangat membantu desa yang menjadi sasaran karena teknologi yang dibawakan simpel namun aplikatif terhadap masyarakat seperti kompos dan biopori, sistem pengelolaan sampah, serta pembuatan pot dari bilah bambu. Program semacam ini sebaiknya terus dilanjutkan sehingga teman-teman sekalian berpengalaman terhadap permasalahan yang ada pada masyarakat."

Oleh : PDD KMTL Social Project 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun