Pada akhir bulan Agustus grafik Covid-19 sudah mulai melandai terutama di wilayah Pulau Jawa. Bebarapa daerah kabupaten atau kota juga sudah siap-siap membuka pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.Â
Bahkan rencans Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta bakal memberlakukan PTM terbatas Tahap 1 mulai Senin, 30 Agustus 2021 pada 610 sekolah (Kompas.com.29/8/2021).Â
Pembukaan PTM terbatas di DKI Jakarta bisa jadi akan diikuti oleh daerah-daerah lain akibat banyaknya kendala pembelajaran daring dan timbulnya learning loss.
Sebelum pandemi Covid-19 merebak pertengahan tahun 2020 sekolah sudah pernah melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan memanfaatkan berbagai platform pembelajaran dan juga melakukan pembelajaran campuran (blended learning).Â
Tentunya berbagai karakteristik model pembelajaran pasti ada nilai positif dan negatifnya. Pengalaman tersebut sangat berharga untuk dianalisis dan hasilnya bisa digunakan untuk merancang PTM terbatas saat ini.Â
Substansinya PTM terbatas harus dimanfaatkan seefektif mungkin oleh pengajar agar hasilnya bisa optimal. Flipped classroom merupakan salah satu pendekatan pembelajaran sebagai variasi bagi pengajar baik guru dan dosen.
Sekilas Flipped Classroom
Berbeda dengan pembelajaran konvensional yang selalu diawali dengan guru menjelaskan materi pelajaran kepada siswa kemudian siswa diberi tugas-tugas untuk dikerjakan.Â
Dalam Flipped classroom (FC) siklusnya dibalik, siswa diberikan tugas-tugas setelah itu guru menjelaskan materi pelajaran ketika berada di kelas. Berawal dari gagasan Jonathan Bergmann dan Aaron Sams guru kimia di Woodland Park, Colorado, USA ingin membantu beberapa siswa yang tidak masuk kelas sebab berbagai alasan.Â
Untuk mengajar mereka kembali agar pengetahuannya sama dengan siswa lainnya nampaknya tidak mungkin, akhirnya Bergmann dan Sams membuat video pembelajaran yang dapat ditonton siswa yang tidak masuk kelas. Dengan cara seperti ini, siswa yang tidak masuk bisa mengikuti pembelajaran lewat video.Â
Ternyata yang ingin menonton video tidak hanya siswa yang tidak masuk saja, siswa yang masuk kelas juga ingin menonton video untuk pendalaman materi.Â
Dalam waktu singkat para guru dari wilayah lain juga tertarik pendekatan pembelajaran baru yang digagas oleh Bergmann dan Sams. Dalam waktu satu tahun Bergmann dan Sams mampu menyelesaikan video dan materi pembelajaran untuk digunakan dalam tahun pembelajaran baru.
Melihat keberhasilan manfaat FC, sebagian besar guru di beberapa negara bagian USA menggunakan FC menarik minat guru-guru lain mencoba FC. Akhirnya FC tidak hanya untuk siswa yang tidak masuk kelas tetapi untuk semua kelas.Â
Dalam FC, siswa belajar matari pelajaran yang yang telah disiapkan guru bisa berupa video atau materi cetak di rumah, ketika masuk kelas guru hanya membahas materi yang belum dikuasai siswa melaui diskusi kelompok terbimbing.
Flipped Classroom dalam PTM terbatas
Dalam PTM terbatas guru harus pandai-pandai memanfaatkan waktu pembelajaran tatap muka sebaik mungkin sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Jangan sampai dalam PTM guru hanya membahas materi yang sudah dikuasai siswa akibatnya siswa jadi bosan dan tidak tertarik terhadap materi yang disampaikan guru.Â
Jika dilihat dari karakteristik pembelajarannya FC memang lebih tepat digunakan untuk siswa yang kemampuan belajar mandirinya sudah terbentuk. Oleh karena itu yang paling ideal FC digunakan untuk jenjang pendidikan SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Yang perlu dipersiapkan dalam aplikasi FC adalah sebagai berikut.
Pertama, guru menyusun materi yang akan dipelajari siswa sebelum mengikuti PTM terbatas. Materi bisa bervariasi seperti video pembelajaran yang dibuat oleh guru atau materi cetak.Â
Banyak keuntungan jika ada materi video pembelajaran, siswa bisa menonton berkali-kali sampai mereka benar-benar memahami materi tersebut. Tentunya hal ini tidak bisa dilakukan jika pembelajaran tatap muka.
Kedua, pembuatan video pembelajaran tidak harus dilakukan individu tetapi bisa berkolaborasi dengan teman sejawat satu sekolah maupun sekolah lain. Video yang sudah dibuat bisa digunakan terus-menerus sepanjang kurikulumnya belum berubah.Â
Manfaatkan guru-guru yang memiliki keahlian dalam pembuatan video sehingga videonya layak untuk pembelajaran. Pembuatan video pembelajaran sebagai media pembelajaran yang dapat diklasifikasikan sebagai karya inovatif yang dapat digunakan untuk kenaikan pangkat.
Ketiga, guru harus memanfaatkan waktu PTM terbatas dengan memberi penguatan materi yang telah dipelajari siswa di rumah.Â
Pembelajaran hanya membahas materi yang dianggap sulit dan esensial melalui diskusi kelompok untuk mengaktifkan siswa. Dengan cara seperti ini siswa mampu memahami materi secara mendalam dan memperkaya materi yang sedang dipelajari.Â
Sebagai pendekatan baru, FC membutuhkan waktu, tenaga, dana, pengorbanan, dan komitmen para guru untuk mencoba menggunakannya.
Semoga bermanfaat.
Pati, 31 Agustus 2021
Referensi
Drake, L, Kayser,M & Jacobowitz (2016). The flipped classroom. An approach to teaching and learning. The Banjamin Center.Suny New Paltz.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H