Mohon tunggu...
Gunawan S. Pati
Gunawan S. Pati Mohon Tunggu... Dosen - dosen

Penikmat buku dan pengamat pendidikan dan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Usaha Rumahan Pakai Manajemen Tukang Cukur, Mengapa Tidak?

13 Agustus 2021   13:42 Diperbarui: 21 Agustus 2021   17:01 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, Karena akan dicetak maka pengetikan menggunakan komputer tapi masih menggunakan program Worsdstar belum ada program Ms.Word pada waktu itu. Semua saya kerjakan sendiri mulai analisis soal EBTANAS lama, draft naskah, pengetikan, koreksi dan penyelarasan/editing.

Jika editing diserahkan pada penerbit masih juga banyak yang salah karena materi bahasa Inggris. Maklum guru muda dan tidak punya modal yang dimiliki hanya modal semangat agar bisa membantu siswa mendapat nilai EBTANAS yang tinggi.

Ketiga, jumlah pesanan buku soal-soal bahasa Inggris cukup banyak memang perlu dicetak agar lebih rapi dan layak dijual, sebelumnya hanya buku stensilan hanya layak untuk lingkungan sekolah sendiri.

Berawal dari buku stensilan ternyata banyak pemesannya hampir seluruh sekolah di kabupaten. 

Saya mengakui buku tersesebut banyak pemesannya karena pada waktu itu belum ada buku yang membahas soal-soal EBTANAS dan belum begitu banyak penerbit yang tertarik. Pemasarannya hanya lewat word of mouth atau pemasaran dari mulut ke mulut belum ada handphone (HP) saat itu.

Keempat, setelah proses cetak buku selesai, saya sendiri yang mengantar pesanan buku ke sekolah-sekolah di seluruh kabupaten dengan menggunakan sepeda motor. Pengiriman buku-buku dilakukan pada waktu sore hari setelah selesai mengajar dan ke rumah guru-guru pemesan buku.

Dengan demikian, saya bisa silahturokhim ke rumah teman-teman guru sekaligus mengantar pemesanan. Semua ini dilakukan dengan senang hati sebab tanpa beban saya anggap traveling saja pada waktu itu.

Para guru selalu memberitahu kalau uang dari siswa sudah terkumpul, saya juga langsung berkunjung ke rumahnya untuk mengambil uang pembayaran buku.

Usaha rumahan ini saya lakukan beberapa tahun hanya berbekal semangat dan kepercayaan para guru meski menggunakan manajemen tukang cukur.

Setelah terbentuk musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) dan organisasi tersebut cukup mampu menyusun buku, akhirnya kegiatan tersebut dilanjutkan organisasi, meskipun dalam bentuk lembar kerja siswa (LKS).

Semoga bermanfaat
Pati, 13 Agustus 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun