Copet tidak hanya ada di bus, angkot, metromini tetapi ada juga di pasar malam atau tempat-tempat keramaian lainnya. Ketika zaman kuliah saya sering menggunakan transportasi umum untuk kuliah maupun pulang kampung.Â
Terus terang saja, saya belum pernah jadi korban pencopetan alias kecopetan. Yang pernah saya alami hampir kecopeten, ketika kembali ke Semarang setelah pulang kampung ambil jatah uang untuk 1 bulan. saya harus naik bus jurusan Semarang-Lasem.Â
Seperti biasanya kondektur mengarahkan calon penumpang naik lewat pintu depan, tetapi semua kursi sudah terisi semua.Â
Dengan terpaksa saya harus berdiri, daripada perdiri ditengah dengan resiko didesak-desak saya pilih berdiri di belakang meski goncangan lebih keras akibat pas di atas roda bus.Â
Ketika berdiri di belakang saya merasa tidak nyaman, berberapa orang dengan tampang yang tidak bersahabat berdiri dekat saya berusaha untuk mempet tapi saya menghindar.Â
Tiba-tiba bus berhenti di halte untuk menurunkan penumpang, sebelum bus berhenti orang-orang itu juga mau turun, ternyata mereka berdiri dekat pintu keluar meski banyak penumpang yang akan turun.Â
Akibat perbuatan mereka, orang yang akan turun mengalami kesulitan, dengan secepat kilat orang-orang itu mengambil dompet penumpang yang terjepit dan mereka langsung melompat turun dari bus.Â
Saya akan berteriak copet-copet ya tidak ada gunanya sebab pencopet sudah turun dan bus langsung berjalan meneruskan perjalanan.
Setelah peristiwa tersebut saya sangat hati-hati jika menggunakan transportasi umum terutama bus. Suatu ketika saya akan kembali ke semarang naik bus karena merupakan satu-satunya alat transportasi yang ada di jurusan Semarang-Lasem tahun 1980 sampai sekarang.Â
Pada saat itu bus kosong, saya bisa pilih tempat duduk yang nyaman dekat jendela agar bisa melihat pemandangan keluar jendela.Â
Setelah bus berhenti sebentar untuk menaikan penumpang, tiba-tiba ada seseorang yang usianya sekitar 30 an duduk di sebelah kanan saya, Saya kaget dan curiga, masih ada kursi kosong kok duduk di sebelah saya.Â
Saya teringat peristiwa pencopetan yang terjadi di bus beberapa waktu yang lalu membuat saya waspada dan hati-hati.Â
Orang asing tersebut berusaha mendekati saya dan mencoba ngajak bicara tapi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan saya pindah ke depan dekat sopir bus dengan alasan akan turun.
Selain pengalaman melihat bagaimana pencopet beraksi di transportasi umum saya dan keluarga punya pengalam dijambret bukan dicopet. Jika pencopet berusaha mengambil barang orang lain tetapi korbannya tidak tahu.Â
Sedangkan penjambret terang-terangan ngambil barang orang lain meski korbannya sadar dan tahu jika barangnya telah diambil dengan paksa. Setelah pulang dari Klaten menjenguk mertua yang sakit saya berserta istri dan anak makan bakso di warung dekat trotoar.Â
Sedang asyik-asyik makan bakso tiba-tiba ada orang yang mengambil tas yang diletakkan atas bangku tempat duduk, begitu berhasil mengambil tas dia lari dan langsung membonceng sepeda motor temannya yang ada di belakang.Â
Begitu istri berteriak ada orang yang mengambil tasnya, saya melompat berusaha mengejar orang tersebut tapi kalah cepat dengan sepeda motor.Â
Dari beberapa pengalaman pribadi tentang peristiwa pencopetan dan cerita teman-teman tentang persitiwa kriminal saya akan berbagi pengalaman barangkali bermanfaat agar tidak jadi korban pencopetan.
1. Persiapan pergi pakai transportasi umum
Sebelum kita berpegian pasti sudah direncanakan sebelumnya kecuali ada berita lelalyu sehingga kita tidak punya waktu untuk mempersiapkan diri yang penting cepat sampai tujuan.Â
Pertama, jika membawa uang cukup banyak sebaiknya diletakkan di celana pendek yang ada sakunya untuk menaruh uang setelah itu baru kita pakai celana panjang.Â
Sewaktu akan membayar sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) saya selalu menaruh uang di celana pendek, yang jelas dengan cara ini saya tidak mungkin jadi korban pencopaten, lha iya lah siapa yang ngira di celana pendek ada uangnya. Biasanya kita menaruh uang kan di dompet, di tas atau di saku celana.
Kedua, pencopet biasanya mengincar barang-barang yang kelihatan, jangan berpergian memakai perhisan yang mencolok seperti kalung, gelang atau cincin.Â
Biasanya pencopet mengincar kelengahan kita tetapi jika barang yang diincar merupakan barang berharga mereka juga bisa menjambret. Lebih baik mencegah daripada jadi korban kecuali jika kita pergi menggunakan mobil pribadi tentu lebih aman.
Ketiga, Jika kita membawa uang dan akan diletakkan di tas, lebih baik uangnya diletakkan di antara sela-sela buku. Dompet sebaiknya diisi uang secukupnya dan barang-barang yang tidak berharga.Â
Salah satu teman bercerita uangnya yang diletakkan di dalam tas dicopet, ternyata tasnya disilet dan kebetulan uangnya diletakkan di saku tas. Ternyata pencopet lebih lihai dan awas daripada kita, uang di dalam tas saja bisa raib.
2.Ketika berada di transportasi umum
Meskipun kita siap mengantisipasi jangan sampai jadi korban pencopetan tetapi ketika kita berada di transportasi umum terutama bus juga perlu waspada.Â
Pertama, carilah tempat duduk di deretan depan biasanya pencopet tidak berani malakukan aksinya jika kita duduk di depan yang jelas akan kelihatan penumpang lain. Peristiwa pencopetan sering terjadi di temapt duduk belakang sebab aksinya sulit dilihat penumpang lain.
Kedua, sewaktu kita akan turun dari bus, usahakan turun lewat pintu depan. Jika kita turun lewat pintu belakang mungkin ada beberapa pencopet yang menghalangi kita turun dan pencopetan bisa terjadi.Â
Meskipun ada beberapa orang yang mengarahkan kita untuk turun lewat pintu belakang jangan mau karena mereka komplotannya.
Ketiga, Jika kita berpergian jauh naik bus upayakan jangan tidur di bus. Penumpang yang tertidur merupakan sasaran empuk pencopet apalagi malam hari.Â
Jika tidak tahan terpaksa ingin tidur letakkan tas di pangkuan agar aman dan tutuplah muka dengan Koran atau majalah. Dengan cara seperti ini pencopet mengira kita masih terjaga dan pencopet biasanya tidak berani beraksi kalau kita masih waspada.
Semoga bermanfaat
Pati, 16 Juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H