Saya teringat peristiwa pencopetan yang terjadi di bus beberapa waktu yang lalu membuat saya waspada dan hati-hati.Â
Orang asing tersebut berusaha mendekati saya dan mencoba ngajak bicara tapi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan saya pindah ke depan dekat sopir bus dengan alasan akan turun.
Selain pengalaman melihat bagaimana pencopet beraksi di transportasi umum saya dan keluarga punya pengalam dijambret bukan dicopet. Jika pencopet berusaha mengambil barang orang lain tetapi korbannya tidak tahu.Â
Sedangkan penjambret terang-terangan ngambil barang orang lain meski korbannya sadar dan tahu jika barangnya telah diambil dengan paksa. Setelah pulang dari Klaten menjenguk mertua yang sakit saya berserta istri dan anak makan bakso di warung dekat trotoar.Â
Sedang asyik-asyik makan bakso tiba-tiba ada orang yang mengambil tas yang diletakkan atas bangku tempat duduk, begitu berhasil mengambil tas dia lari dan langsung membonceng sepeda motor temannya yang ada di belakang.Â
Begitu istri berteriak ada orang yang mengambil tasnya, saya melompat berusaha mengejar orang tersebut tapi kalah cepat dengan sepeda motor.Â
Dari beberapa pengalaman pribadi tentang peristiwa pencopetan dan cerita teman-teman tentang persitiwa kriminal saya akan berbagi pengalaman barangkali bermanfaat agar tidak jadi korban pencopetan.
1. Persiapan pergi pakai transportasi umum
Sebelum kita berpegian pasti sudah direncanakan sebelumnya kecuali ada berita lelalyu sehingga kita tidak punya waktu untuk mempersiapkan diri yang penting cepat sampai tujuan.Â
Pertama, jika membawa uang cukup banyak sebaiknya diletakkan di celana pendek yang ada sakunya untuk menaruh uang setelah itu baru kita pakai celana panjang.Â
Sewaktu akan membayar sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) saya selalu menaruh uang di celana pendek, yang jelas dengan cara ini saya tidak mungkin jadi korban pencopaten, lha iya lah siapa yang ngira di celana pendek ada uangnya. Biasanya kita menaruh uang kan di dompet, di tas atau di saku celana.