Tidak terasa ternyata pemerintahan  Jokowi-Ma’ruf sudah setahun, untuk mengetahui kinerjanya kita bisa membaca hasil survei. Salah satu lembaga survei yang telah merelis hasil surveinya adalah Litbang Kompas. Â
Bagaimana Hasilnya? Ternyata 52,5 persen responden tidak puas, jika diurai lagi 46,3 persen merasa tidak puas terhadap kinerja Presiden Joko Widodo-Wapres Ma’ruf Amin dan sedihnya ternyata ada 6,2 persen responden yang sangat tidak puas terhadap kinerja presiden dan wakil presiden.
Jika dilihat dari kepuasan responden ada sebanyak 39,7 persen merasa puas dan 5,5 persen responden merasa sangat puas. Â Survei ini dilaksanakan selama 14-16 Oktober 2020 terhadap 529 responden di 80 kabupaten /kota di 34 provinsi (Kompas.com 20/10/2020).
Hasil survei ini barangkali jauh dari harapan pemerintah Jokowi-Ma’ruf meski baru memerintah selama 1 tahun dan merupakan period ke-2 bagi pak Joko Widodo.
Baberapa bulan setelah memerintah masalah-masalah muncul utamanya pandemi-Covid-19. Pemerintah nampaknya belum siap dan juga tidak pernah menyangka datangnya pandemi Covid-19. Apalagi komunikasi para pembantu presiden  kelihatan tidak kompak membuat masyarakat tambah bingung.
Penulis menduga hasil survei Litbang Kompas dilaksanakan bulan Oktober yang saat itu sedang ramai-ramainya demonstrasi menentang Omnibus law Cipta Kerja di seluruh Indonesia.Â
Peristiwa tersebut secara tidak langsung bisa mempengaruhi emosi responden. Tambahan lagi, sebulan sebelumnya berbagai elemen masyarakat termasuk mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta membatalkan revisi Undang-Undang komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Rancangan Undang-Undang Hukum Pidana.
Dalam menentukan jawaban survei opini publik, persepsi responden dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang terkait langsung adalah pengalaman dan ingatan serta suasana hati sedang faktor eksternal intensitas suatu peristiwa tersebut.Â
Ketika responden membaca suatu penyataan atau pertanyaan untuk menentukan jawaban  memorinya  akan merujuk pada suatu peristiwa yang menentang pemerintah.Â
Peristiwa yang sifatnya negatif terhadap pemerintah memiliki intensitas pemberitaan  cukup ktinggi akibat disiarkan melalui media televisi, media cetak dan media online  serta media sosial akibatnya bisa mempengaruhi emosi dan suasana hati responden dalam menentukan jawaban.
Kita ambil contoh dua bidang yang sering menjadi sorotan media adalah bidang kesejahteraan sosial dan politik dan keamanan. Bidang yang memiliki kepuasan paling tinggi adalah  kesejahteraan sosial karena sebanyak 48,8 responden merasa puas dan 3,4 persen merasa sangat puas.Â