Mohon tunggu...
Pauzan Haryono
Pauzan Haryono Mohon Tunggu... Dosen - -

"Manusia biasa yang berusaha untuk jujur pada diri sendiri"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Paradoks Gaya Hidup Modern

2 Agustus 2018   14:50 Diperbarui: 2 Agustus 2018   15:04 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagaimana dengan dampaknya terhadap kebahagiaan hidup manusia? Kategori pertama hanya memberikan dampak tersingkat terhadap kebahagiaan, yaitu ketika barang baru yang dibeli belum ada yang menyaingi. Misalnya kita membeli sebuah telepon genggam/handphone generasi terbaru, maka kita akan merasa bahagia selama belum ada muncul generasi yang lebih baru lagi. 

Ketika muncul type terbaru lagi, maka handphone kita menjadi ketinggalan zaman dan mengakibatkan kebahagiaan kita berkurang. Apalagi kalau kita belum mampu membeli handphone tipe terbaru tersebut, semakin besarlah kekecewaan kita.

Kategori kedua menyebabkan kebahagian dalam waktu yang lebih panjang. Berbeda dengan kategori pertama tadi, ketika ada orang lain memiliki pengalaman penjelajahan yang sama, bukan merasa tersaingi, tapi akan terjadi saling berbagi pengalaman  dan ini akan menimbulkan efek kebahagiaan. 

Pengalaman penjelajahan yang kita miliki akan selamanya melekat dalam memori otak kita. Ketika ada orang lain menceritakan pengalaman yang sama, walaupun penjelajahan yang kita lakukan telah puluhan tahun yang lalu, maka akan membangkitkan rasa kebahagiaan lagi. 

Membangkitkan memori pengalaman penjelajahan masa lalu akan membangkitkan rasa bahagia. Semakin banyak pengalaman penjelajahan yang kita miliki maka semakin banyak memori yang bisa kita bangkitkan.

Kategori ketiga menyebabkan kebahagiaan hidup selama-lamanya. Ketika kita mengeluarkan uang untuk berbagi sebenarnya kita berinvestasi untuk kebahagiaan yang kekal. Misalnya kita mengeluarkan uang untuk membantu pendidikan anak yang kurang mampu. Maka di saat mereka yang kita bantu berhasil dalam hidupnya, maka akan menimbulkan efek kepuasan batin yang luar biasa dalam waktu jangka panjang, bahkan seumur hidup.

Melihat kurun waktu kebahagiaan tadi, seharusnya manusia lebih memilih kebahagiaan yang bersifat kekal daripada sementara. Tapi paradoks kehidupan terjadi. 

Manusia cenderung memilih menghabiskan uangnya untuk kebahagiaan sementara, daripada berinvestasi untuk kebahagiaan dalam waktu yang panjang. Hal ini dikarenakan kategori pertama bersifat fisik materi, sehingga mudah dilihat. Ketika  memiliki barang baru, maka langsung bisa dipamerkan dan mendapat pujian. 

Sementara kategori kedua membutuhkan proses dan tidak menambah apa-apa kecuali pengalaman. Pengalaman bersifat non fisik, tidak untuk dipamerkan tapi lebih untuk dirasakan. Kategori ketiga, paling sedikit dipilih orang karena investasi yang kita berikan tidak kembali dalam bentuk materi dan pengalaman. 

Ketika membantu orang-orang kurang mampu, kita tidak akan langsung melihat hasilnya. Tapi ketika orang yang kita bantu pada suatu hari menjadi orang sukses dalam kehidupan, kita akan merasakan kebahagiaan yang luar biasa dan ada kebanggaan yang hidup yang kita rasakan. Semakin banyak orang yang kita bantu, maka semakin bermanfaat hidup kita. Perasaan kebermanfaatan dalam hidup akan melahirkan kebahagiaan yang kekal.

Tidak mau mengalami paradoks dalam kehidupan? Kita harus pintar dalam mengatur keuangan. Utamakan kebahagiaan jangka panjang daripada kebahagiaan sesaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun