Mohon tunggu...
Pauzan Haryono
Pauzan Haryono Mohon Tunggu... Dosen - -

"Manusia biasa yang berusaha untuk jujur pada diri sendiri"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Muridnya Zaman "Now", Gurunya Zaman "Old"

22 Juli 2018   11:27 Diperbarui: 22 Juli 2018   11:42 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Istilah "perbedaan antara guru dengan murid adalah guru lebih dulu tahu semalam" sudah tidak berlaku lagi di era revolusi industri 4.0 ini. Dengan berlimpahnya sumber ilmu, bisa saja murid lebih tahu daripada guru. Murid tidak berangkat ke sekolah dengan otak kosong. Bisa saja mereka sudah mengeksplorasi materi pelajaran di internet sebelum berangkat sekolah. Bimbingan belajar on line pun, seperti Ruang Guru pun bisa menjadi pilihan terbaik mereka. Murid bisa belajar nyaman di rumah tanpa harus terjebak macet di jalanan.

Menjadi guru di 'zaman now' harus aktif berselancar ilmiah di dunia maya. Kalau tidak, pasti ketinggalan dengan muridnya. Teknologi bukan untuk dicurigai, tapi untuk dimanfaatkan. Memberikan tugas hapalan yang diambil dari buku teks pelajaran, bukanlah metode yang baik lagi. Jadilah guru yang mampu memotivasi murid untuk mengeksplorasi seluruh sumber ilmu yang ada, baik di alam nyata, maupun di dunia maya.

 Di masa depan yang diperlukan bukan lagi penghapal yang baik, tapi pemecah masalah (problem solver) yang memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi umat. Orang yang hanya pintar, tapi tidak produktif tidak akan banyak berkontribusi di masa depan. Peradaban masa depan sangat di dominasi oleh kecanggihan teknologi yang mengakibatkan perubahan zaman sangat cepat. 

Oleh karena itu, sudah saatnya guru mentransformasi diri dari guru "zaman old" menjadi guru "zaman now". Yaitu guru yang aktif mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman. Guru yang mampu membuat muridnya aktif menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan kreatif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Bukan guru yang hanya terpaku pada satu buku teks pelajaran dan membuatnya bak kitab suci. Menurut saya guru seperti ini selayaknya sudah punah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun