Mohon tunggu...
paulus yudiyanto loekita
paulus yudiyanto loekita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi traveling dan nonton film

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Trump Ancam Anggota BRICS jika Rugikan AS , bagaimana nasib Indonesia?

29 Januari 2025   07:58 Diperbarui: 28 Januari 2025   22:28 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Trump Ancam Anggota BRICS Jika Rugikan AS, Bagaimana Nasib Indonesia?

Dalam perkembangan geopolitik global yang semakin memanas, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menjadi sorotan dunia dengan pernyataan kerasnya terhadap kelompok negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan). Trump, yang berpotensi mencalonkan diri dalam pemilu presiden AS berikutnya, menyatakan bahwa jika dirinya kembali berkuasa, ia tidak akan ragu untuk mengambil tindakan tegas terhadap negara-negara BRICS yang dianggap merugikan kepentingan Amerika Serikat. Ancaman tersebut mencuat setelah kelompok BRICS memperluas pengaruh mereka di kancah global, termasuk melalui penguatan kerja sama ekonomi dan rencana penggunaan mata uang alternatif untuk mengurangi dominasi dolar AS.

BRICS dan Langkah Strategis Menggoyang Dominasi AS

BRICS, yang didirikan untuk mendorong kerja sama di antara negara-negara berkembang, belakangan ini menunjukkan ambisi besar untuk menantang dominasi ekonomi dan politik AS. Dalam KTT BRICS terbaru, kelompok ini membahas penggunaan mata uang bersama sebagai langkah untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan internasional. Jika langkah ini berhasil, pengaruh dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia dapat melemah secara signifikan, mengancam stabilitas ekonomi AS.

Trump, yang terkenal dengan kebijakan proteksionisnya selama menjabat sebagai presiden, tidak tinggal diam. Ia mengeluarkan peringatan keras bahwa setiap upaya BRICS untuk melemahkan ekonomi AS akan dihadapi dengan sanksi berat, termasuk tarif perdagangan yang tinggi, pembatasan investasi, dan bahkan ancaman isolasi ekonomi. Menurut Trump, kebijakan semacam ini diperlukan untuk melindungi kepentingan nasional Amerika dan rakyatnya.

Indonesia dan Posisi dalam Geopolitik BRICS

Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia juga menjadi bagian penting dalam percaturan geopolitik global. Meskipun saat ini Indonesia bukan anggota BRICS, negara ini telah diundang untuk mempererat kerja sama dengan kelompok tersebut, termasuk dalam isu perdagangan, investasi, dan infrastruktur. Hubungan Indonesia dengan negara-negara BRICS semakin erat, terutama melalui kemitraan strategis dengan China dalam proyek-proyek Belt and Road Initiative (BRI).

Namun, ancaman Trump terhadap BRICS dapat menempatkan Indonesia dalam posisi sulit. Jika Indonesia terlalu condong pada BRICS, negara ini berisiko kehilangan dukungan dari AS, salah satu mitra dagang terbesar dan penyedia utama bantuan keamanan. Di sisi lain, menolak kerja sama dengan BRICS juga berpotensi menghambat peluang Indonesia untuk memperkuat pengaruh di kancah internasional dan mempercepat pembangunan domestik.

Ekonomi dan Kebijakan Indonesia di Tengah Tekanan Global

Dampak ancaman Trump terhadap Indonesia tidak hanya bersifat geopolitik tetapi juga ekonomi. Sebagai negara yang bergantung pada ekspor, Indonesia harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam perang dagang antara AS dan negara-negara BRICS. Sektor seperti pertanian, mineral, dan manufaktur bisa terkena dampak jika AS memberlakukan kebijakan proteksionis terhadap negara-negara yang dianggap mendukung BRICS.

Di sisi lain, Indonesia harus terus memprioritaskan diversifikasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungan pada mitra dagang tunggal. Upaya seperti memperluas pasar ekspor ke Timur Tengah dan Afrika, serta mendorong industrialisasi dalam negeri, dapat menjadi langkah strategis untuk menghadapi ketidakpastian global.

Nasib Indonesia di Tengah Kepentingan Global

Dalam situasi ini, kebijakan luar negeri Indonesia akan menjadi penentu utama. Sebagai negara yang menjunjung tinggi prinsip politik bebas aktif, Indonesia memiliki kesempatan untuk memainkan peran sebagai jembatan antara kekuatan besar dunia. Dengan mengedepankan dialog dan kerja sama multilateral, Indonesia dapat mengurangi risiko konflik dengan AS sekaligus memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh BRICS.

Meski demikian, pemerintah Indonesia harus tetap waspada. Ancaman Trump menunjukkan bahwa perubahan kebijakan AS di masa depan bisa sangat memengaruhi stabilitas ekonomi dan politik global, termasuk di kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, Indonesia perlu memperkuat diplomasi ekonomi dan politik untuk memastikan bahwa kepentingan nasional tetap terjaga di tengah dinamika global yang kompleks.

Kesimpulan

Ancaman Trump terhadap BRICS menambah ketegangan dalam hubungan internasional yang sudah kompleks. Bagi Indonesia, situasi ini adalah tantangan sekaligus peluang untuk memperkuat posisi di kancah global. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat tetap menjaga hubungan baik dengan AS sekaligus memanfaatkan potensi kerja sama dengan BRICS untuk kepentingan pembangunan nasional. Di tengah ancaman dan tekanan, fleksibilitas dan kebijakan yang cermat adalah kunci untuk memastikan bahwa Indonesia tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang dalam dinamika geopolitik global.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun