Mari kita lihat satu per satu. Yang jelas semua impian 7 poin di atas itu sudah terbukti cuma bualan dan janji kosong semata.
Dari segi ekonomi, seperti kita bisa lihat di gambar berikut, pertumbuhan ekonomi indonesia semasa dipegang Jokowi selalu hanya di angka 5% lebih sedikit, jauh lebih buruk daripada di era SBY yang rata-rata hampir selalu tumbuh 6% lebih. Tapi kenapa tidak ada kaum pemuja fanatik SBY, tidak ada yang mendesak-desak supaya SBY jadi presiden 3 periode atau bahkan seumur hidup?
Berikutnya dari segi pemberantasan korupsi. Seperti yang anda bisa lihat pada grafik Indeks Persepsi Korupsi Indonesia berikut. Pada era SBY, indeks persepsi korupsi Indonesia (semakin tinggi angkanya, maka semakin rendah tingkat korupsi) meningkat jauh 14 poin dari 20 menjadi 34. Sedangkan di era Jokowi, sejauh ini, Indeks persepsi korupsi hanya naik 4 poin dari 34 menjadi 38. Tapi bagaimana para fans fanatik pada memujanya sebagai musuh nomor 1 para koruptor, bahkan sampai ada yang bilang, para koruptor itu dengar nama Jokowi saja sudah pada kejang-kejang, keringat dingin?Â
Penyebabnya tidak lain adalah propaganda dari para buzzer bayaran yang diarahkan si "kakak pembina". Ya, seperti yang dikatakan ICW, bahwa pemerintah kita ini menggelontorkan 91 miliar APBN untuk membayar para "influencer". Tugas mereka tidak lain dan tidak bukan adalah menebar propaganda seolah-olah presiden kita ini adalah musuh nomor 1 para koruptor, presiden terbaik sedunia, paling berprestasi sedunia, paling sukses membangun infrastruktur, ekonomi dll. Mereka menjungkir balikkan semua fakta di lapangan.
Kenyataannya, presiden kita ini telah menempatkan para koruptor dan pelanggar HAM berat dalam pemerintahannya. Sejumlah menterinya telah ditangkap KPK. Yang paling parah tentu saja menteri yang korupsi dana bansos covid itu, di saat tiap harinya ada ribuan orang meninggal maupun sekarat karena covid. Ditambah lagi ia juga menempatkan sang pebisnis PCR sebagai menteri segala urusan. Saat muncul laporan Panama Papers tentang daftar sejumlah orang yang terbukti menggelapkan pajak, si presiden tidak berbuat apa-apa sama sekali untuk menindak mereka-mereka yang namanya disebut. Ia justru menempatkan mereka ke dalam pemerintahannya (sebut saja si LBP dan SU).
Janji tambahan listrik 35 ribu MW hanya terealisasi 3600 MW alias hanya 10% lebih sedikit. Kurs rupiah anjlok menyentuh level terendah semenjak krisis 1998. Intoleransi terus meningkat menurut riset dari Setara Institute maupun Wahid Institute. KPK dilemahkan hingga jumlah OTT menurun jauh dan diketuai mantan pelanggar kode etik berulang kali. Biaya proyek kereta cepat bengkak triliunan hingga Janji kereta cepat tanpa APBN dilanggar. Penanganan awal wabah corona sangat kacau, ia dan para anteknya pada bilang "corona tidak tahan udara panas indonesia", "angka kematian flu biasa lebih besar", "orang indonesia kebal corona karena makan nasi kucing", dsb. Dan masih banyak lagi daftar 'prestasi'nya. Namun entah bagaimana ia dipuja-puja bak malaikat oleh para pendukung fanatiknya. Di mana gerangan akal sehat?
Saya bukan haters buta. Saya tidak menutup mata bahwa ada beberapa prestasi yang ia buat, misalnya antara lain membubarkan HTI dan FPI, serta merintis MRT di jakarta. Namun apakah segelintir prestasi itu cukup untuk memujanya sebagai satrio piningit dan segala macam? Sebagai informasi, saya adalah pendukung fanatik dia saat pilpres 2014. Anda bisa membaca artikel-artikel saya di 2014 di kompasiana ini jika anda tidak percaya.
Ya, ini semua akibat ulah para buzzer. Saat KPK dilemahkan, para buzzer menebar narasi adanya taliban di KPK, walau kenyataannya, tidak pernah satu kalipun KPK terlihat mengkriminalisasi para non muslim, tidak satu kalipun KPK terlihat teriak-teriak khilafah atau Allahu Akbar atau semacamnya layaknya taliban. Saat kontrak freeport harusnya habis di 2021 dan bisa segera diambil alih oleh negara, si presiden malah memperpanjang 20 tahun, dan kemudian para buzzer memutar balikkannya dengan menyebut jokowi "merebut saham" freeport.Â
Saya masih ingat pula, setahun yang lalu, para buzzer menyebut kaum cendana lagi pada keringat dingin karena sebentar lagi akan ditangkapi oleh Jokowi. Sekarang nyatanya bagaimana? Di mana oknum cendana yang sudah ditangkap?