Mohon tunggu...
Paulus Teguh Kurniawan
Paulus Teguh Kurniawan Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan

Alumni Master of Science in Finance dari University of Edinburgh, Inggris Raya. Fasih bicara bahasa Inggris dan Mandarin. Saat ini bekerja sebagai akuntan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Miss World: Apakah Kekristenan Mengizinkan Pornografi dan Eksploitasi Wanita?

13 September 2013   09:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:58 2334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi dalam konsep Kristen, kita masih bisa melihat "sisa-sisa" keindahan gambar Allah melalui keindahan tubuh manusia. Namun karena gambar Allah ini telah rusak, akibatnya seringkali tubuh manusia itu memicu hal-hal yang salah, atau memicu dosa, misalnya dosa pornografi atau perzinahan.

Karena itu, Kekristenan memiliki konsep yang paling moderat mengenai tubuh wanita: wanita boleh "memamerkan" keindahan tubuhnya, misalnya dalam fashion show atau peragaan busana atau dalam dunia modeling. Namun mengingat tubuh ini sudah rusak oleh dosa, memperlihatkan keindahan tubuh tersebut juga tidak boleh berlebihan karena itu akan memicu pornografi. Jadi kalau wanita memakai tank top atau memakai bikini, itu sah-sah saja menurut Kristen. Namun kalau telanjang bulat, bugil, memperlihatkan alat kelamin, atau membuat film porno, itu tidak boleh.

Ibarat senar biola. Jika senar biola terlalu kendor, senar tersebut tidak akan bisa menghasilkan bunyi saat digesek. Namun jika senar biola tersebut terlalu dikencangkan, senar tersebut akan putus. Jadi senar tersebut tidak boleh terlalu kendor dan tidak boleh terlalu kencang. Seperti itulah konsep Kristen. Jangan terlalu ekstrim ke kanan atau terlalu ekstrim ke kiri; berdirilah tepat di tengah-tengah. Dari sudut pandang Kristen, budaya timur yang menekankan wanita untuk menutupi tubuh dengan cadar, jilbab dsb itu terlalu ekstrim ke kiri. Sedangkan budaya-budaya yang membuat film pornografi atau foto-foto wanita telanjang bulat itu terlalu ekstrim ke kanan. Kekristenan berdiri tepat di tengah-tengah. Bukankah segala kebenaran di dunia ini memang tidak ada yang terlalu ekstrim? Semua kebenaran adalah hal yang "berdiri tepat di tengah-tengah". Seperti misalnya kalau kita mendengarkan musik, suaranya tidak boleh terlalu pelan (karena nanti musiknya tak kedengaran oleh telinga), tapi juga tidak boleh terlalu keras (karena akan merusak gendang telinga). Kalau kita mengendarai mobil, kita tidak boleh terlalu pelan (karena akan membuat waktu kita terbuang banyak), dan kita tidak boleh juga terlalu cepat/ngebut (karena akan memicu kecelakaan lalu lintas).

Apakah konsep Kristen ini bisa memicu bahaya pornografi dan pemerkosaan? Saya yakin tidak. Nyatanya, tingkat terjadinya pemerkosaan di negara-negara timur justru lebih tinggi daripada negara-negara barat. Ini buktinya:

http://womanstats.org/newmapspage.html

http://womanstats.wordpress.com/2013/01/16/the-high-rape-scale-in-saudi-arabia/

Apakah ini berarti kekristenan membolehkan sikap orang-orang barat yang suka berjalan ke mana-mana pakai bikini, ke universitas pakai bikini dsb? Bukan itu maksud saya. Meskipun saya mengatakan memakai bikini dan tank top itu boleh, tetap saja harus dilakukan dalam konteks yang tepat. Pakai bikini boleh saja dalam konteks di pantai atau jadi bintang iklan swimsuit. Kalau misalnya pakai tank top di gereja atau di sidang paripurna DPR ya tentu saja gak boleh. Semua harus dilakukan sesuai konteks situasi dan kondisinya. Sama halnya seperti: boleh gak kita meludah? Kalau lagi di WC ya boleh, kalau lagi di depan presiden ya gak boleh. Atau contoh lain: boleh gak cowok pakai celana pendek? Kalau lagi di rumah ya boleh, kalau lagi di pesta resmi ya tentunya gak boleh.


Jadi kesimpulannya, kekristenan bukanlah suatu agama yang tidak memiliki konsep jelas mengenai "pengumbaran aurat", justru kekristenan memiliki sudut pandang teologis yang mendalam mengenai keindahan tubuh. Bagi para pembaca yang beragama non Kristen (terutama yang islam), saya tidak menyuruh anda untuk setuju dengan pandangan ini. Silahkan anda tetap memegang konsep agama anda. Yang saya inginkan adalah anda menghargai pandangan Kristen ini. Marilah berhenti menghina konsep agama lain. Sama seperti orang Kristen menghargai orang-orang islam yang memakai jilbab atau cadar, hendaknya orang islam pun juga menghargai orang-orang Kristen yang berkarir di dunia modeling ataupun mengikuti Miss World. Indonesia bukanlah negara syariat, Indonesia justru memiliki semboyan "Bhinneka Tunggal Ika". Janganlah acara Miss World dilarang dengan alasan "Indonesia ini negara mayoritas Islam". Marilah kita menghargai perbedaan-perbedaan yang ada. Kalau orang Kristen menyelenggarakan Miss World, tolonglah saudara yang muslim menghargai itu. Toh orang Kristen juga selama ini selalu menghargai jilbab ataupun cadar atau budaya islam lainnya.

Akhir kata, mari kita bersama-sama menjunjung semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Marilah menghargai keberagaman yang ada. Betapa indahnya saat kita semua bersatu sebagai bangsa di tengah-tengah segala keberagaman perbedaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun