Mohon tunggu...
Paulus Hurit
Paulus Hurit Mohon Tunggu... Petani - tidak sekolah

jalan-jalan, dan menghayal

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Desember Ada Untuk Kita

22 Desember 2024   07:54 Diperbarui: 22 Desember 2024   07:54 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DESEMBER ADA UNTUK KITA

 

Pagi mulai merangkak pergi menepih di peraduan mata senja

Senja mulai jatuh ke dalam lumbung malam yang kelam

Malampun mulai jatuh di bola matamu yang kelabu

Dan kita harus sama-sama menunggu

Harap  tak ada  jenuh di balik bahu yang  dikawinkan dengan waktu

Desember ini ada tentang kita

Kita yang sudah mulai ada tanam rasa

Rasa dalam dada

Ada suka

Ada bahagia

Ada cinta

Dan ada luka

Luka yang  belum sempat kita jahit

Rindu yang belum sempat kita rakit

Pada jarak yang belum sempat kita lipat

Pada dada waktu yang berdetak di sudut bibir orang-orang tercinta yang jauh di mata

Desember ini ada tentang kita

Ada  rasa yang berhamburan dalam isi kepala

Dan tentunya lebih akrab dengan hati yang barangkali lebih pekah

Ada rindu di dalamnya

Ada risau dibalik rindu itu

Desember ini ada tentang kita

Ada yang sibuk menyulam kado untuk kekasihnya

Ada  yang sibuk merapihkan senyum di hatinya

Ada yang sibuk melipat jarak untuk pulang ke rumah

Ada yang sibuk ke tokoh membeli pernak-pernik dunia

Ada yang sibuk membuat kartu ucapan natal

Pohon natal

Kandang natal tempat Tuhan membaringkan tubuh mungilnya untuk dunia.

Lalu kitapun beridiri di satu mata pintu dan mulai berjudul

"SELAMAT PESTA NATAL"

Pagi mulai merangkak pergi menepih di peraduan mata senja

Senja mulai jatuh ke dalam lumbung malam yang kelam

Malampun mulai jatuh di bola matamu yang kelabu

Mata yang sudah dipenuhi air

Takkalah bayangan mulai merambah ke dalam isi kepala dan jatuh pada dada

Engkau dengan kusyuk memangku rindu yang diadorasikan pada langit

Yang membuncah pada tiang-tiang awan

Dan bergirimis di wajah ayah dan bunda

Desember ini ada tentang kita

Namun terlihat senduh di mata rindu

Rindu berkicauan pada ranting-ranting puisi

Mengumandangkan teriakan pulang akan kampung halaman yang riang

Tatkala

Mata mama membekas dalam bayang

Desember ini ada tentang kita

Manakalah engkau dan aku sibuk menyusun agenda untuk saling mengunjungi

Engkau datang dengan duniamu

Aku dengan duniaku

Kita membawa dama dalam asa

Yang sekian lama kita tabung dalam celengan rasa

Rasa dalam rindu yang kian menumpuk

Kitapun ditawan dan disiksa oleh rindu yang bersuara dalam kepala

Desember ini ada jadi gudang rindu

Rindu ayah

Wajah yang menampung banyak rasa

Rindu ema

Rindu bauh kasih yang dinanak di atas tungku yang basah

Basah oleh air mata kasih yang diperas oleh asap kehidupan.

Ma

Dari rindu yang paling jujur

Aku rindu natal dipangkuanmu

layaknya bayi Tuhan ada dalam pangkuan Maria

Ayah

Salam damai natal

sebetulnya aku rindu natal dalam segelas kopimu yang penuh inspirasi dan damai

Dalam rinduku yang paling serius

Aku ingin berteriak

Aku rindu natal bersamamu, ayah, ibu.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun