Mohon tunggu...
Damar Murti
Damar Murti Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Just ordinary people... Menulis adalah bentuk ekspresi dari sebuah pengalaman dan bagian dari ide. "life only once, so use it wisely"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orang Jepang Manfaatkan Lahan Semaksimal Mungkin

7 Februari 2014   09:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:04 1470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_294226" align="aligncenter" width="420" caption="sempit tapi bermanfaat (dok.pri)"][/caption] Negara Jepang adalah salah satu negara maju yang mandiri, artinya mereka menyediakan pasokan sandang, pangan dan papan sendiri dengan mengurangi hasil produk dari luar. Mereka (orang Jepang: red), dikenal seorang yang pekerja keras, gigih dan pantang menyerah. Dalam segala keterpurukan pun saat setelah ditimpa bencana, mereka dapat segera bangkit dan me-recovery semua yang telah dihancurkan dan diluluhlantahkan oleh alam. Beberapa alasan itulah mengapa Jepang diaktegorikan sebagai negara yang mandiri. [caption id="attachment_294227" align="aligncenter" width="560" caption="lahan pertanian orang Jepang (dok.pri)"]

13917402261227849934
13917402261227849934
[/caption] Jepang memang tidak mempunyai lahan pertanian seluas negara kita Indonesia, namun di sisi lain mereka sangat memanfaatkan untuk itu sebagai lahan pekerjaan mereka untuk ditanami sesuatu yang dapat menghasilkan. Meskipun lahan mereka kecil, tetapi mereka dapat menghasilkan pasokan beras katakanlah dengan jumlah yang bisa dibilang cukup bahkan kadang berlebih. Semua itu karena semangat juang mereka dan jiwa kemandirian serta kerja keras yang mereka tekuni dengan sangat baik. Saya melihat apapun pekerjaan mereka, orang-orang disini melakukan dengan sepenuh hati (passion) dan dedikasi tinggi. Di Jepang, mereka sangat menghargai hasil kerja keras sebuah jasa dimana mereka meng-hire seseorang dengan harga yang pantas sesuai hasil kerja mereka. Orang Jepang lebih cinta dan suka untuk menikmati hasil produk dari dalam negerinya sendiri ketimbang produk yang berasal dari luar. Sungguh luar biasa, mereka tanamkan sifat cinta negeri sendiri ini sedari masih usia dini. Sehingga hal ini membentuk mental yang baik yang dicetak sebagai seorang pejuang dalam hal mencintai produk sendiri. Oleh karena itu, dengan menghargai setiap jasa yang mereka lakukan, kesetaraan ekonomi di negeri ini sangat terjaga. Dimana hampir tidak terlihat antara si-kaya dan si-miskin itu tergolong yang bagaimana, dilihat dari penampilan seseorang. Saya kemudian merefleksikan terhadap negeri tercinta  saya Indonesia. Mengapa negeri kita yang boleh dibilang mempunyai banyak lahan di berbagai sektor kehidupan belum juga dapat menjadi negara yang mandiri. Artinya bahwa siapa yang berani meragukan lahan pertanian di Indonesia? Sangat luas dan bahkan mungkin sampai berlebih-lebih. Lalu dari sektor perikanan dan kelautan, produk-produk yang dilahirkan dari laut Indonesia sungguh kaya bukan?. Begitu banyak keanekaragaman hayati biota laut yang dapat ditemukan di laut Indonesia. Ironi memang, nelayan kita terkadang untuk kebutuhan sehari-hari seperti makan saja masih kurang. Negeri Indonesia sebenarnya kalau boleh saya berpendapat adalah bagaikan raja Singa yang masih tertidur dan terlelap. Tidak menyadari akan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah ruah. Miris memang, seharusnya kita bisa menjadi negara yang mandiri dan mengendalikan perekonomian dunia. Karena kita memiliki segala sesuatunya yang dibutuhkan oleh dunia. Tetapi mengapa kita masih saja meng-impor produk dari luar? Menurut pendapat saya, yang diperlukan negeri ini adalah mental seorang pejuang untuk bekerja keras sehingga dapat menjadi negeri yang mandiri. Kita sepatutnya boleh menoleh negara tetangga untuk mengambil hal-hal yang positif untuk kemajuan Bangsa kita. Hati ini serasa teriris ketika sekarang ini, nilai rupiah semakin anjlok di persaingan kurs dunia. In-do-ne-siaaaaaa (semangat supporter ketika menonton kejuaraan badminton). Andaikan semangat kita bekerja sehari-hari seperti ketika mendukung para pemain badminton yang sedang berkompetisi di dunia untuk mengharumkan nama Bangsa, kita bisa menjadi negara yang mandiri dan lebih baik. Heii, kamu para koruptor, cukuplah kamu mengambil uang rakyat yang seharusnya diperuntukkan untuk orang-orang yang bekerja keras seperti nelayan, peternak dan para petani. Tak punya hati kah engkau? Memperkaya diri sendiri dan tidak ada puasnya. Perhatikanlah sesamamu yang masih membutuhkan, mereka yang berjuang keras menantang gelombang dan ombak semestinya mendapat uang yang lebih. Cintailah negeri ini seperti kamu mencintai diri sendiri, demi kemajuan Bangsa kita. Meneruskan perjuangan para Pahlawan yang sudah mendahului, bukan dengan bambu runcing lagi tetapi dengan pendidikan dan pekerjaan kita lah negeri Indonesia dapat bangkit dan jaya.MERDEKA INDONESIA-ku...!!!! Salam hangat sahabat dan semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun