Mohon tunggu...
Paulus Aidant Wardojo
Paulus Aidant Wardojo Mohon Tunggu... siswa

deedee

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Aku Tidak Cantik tapi Jangan Bunuh Aku!

8 November 2024   23:03 Diperbarui: 9 November 2024   01:40 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Kelabang rumah. Sumber: http://extension.msstate.edu/newsletters/bugs-eye-view/2015/house-centipede-no-29)

Jika dilihat, kebanyakan kampanye menyelamatkan lingkungan melewati nuansa-nuansa yang tidak konvensial, berfokus ke wajah-wajah yang lebih mudah menarik simpati. Mungkin dengan ilustrasi hutan yang terbakar atau wajah hewan yang memelas. Situasi-situasi yang tidak merepresentasikan ekologi dalam skala yang lebih mendetail.

Jika dilihat lebih dalam lagi, ada permasalahan yang mendasar, lebih spesifiknya pada pendidikan biologi di sekolah. Ekologi sering sekali ditempatkan di bagian awal pembelajaran biologi sebagai materi yang paling mudah. Konsep-konsep seperti rantai makanan dan tipe-tipe simbiosis terus diulang dari SD sampai SMA. 

Tidak ada ruang untuk mendalami nuansa-nuansa yang terkandung dalam sebuah ekosistem. Alhasil, isi kurikulum hanya berisi pengetahuan yang tidak begitu mendalam tentang ekologi karena takut akan membuat materinya terlalu rumit. 

Hendaknya pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi, ekologi juga diperlakukan dengan pendalaman yang sama seperti ketika membahas sintesis protein atau genetika. Bukannya untuk menarik siswa-siswi menjadi seorang ekolog, melainkan untuk memperkenalkan mereka ke titik penting yang berada di sekitar mereka. 

Dengan lebih menekankan lagi ke materi peran setiap makhluk hidup dalam ekosistem, diharapkan pula setiap pelajar mendapat gambaran bahwa setiap organisme tidak ada yang bertindak sebagai beban. Bahwa setiap hewan yang sampai seukuran kuku jempol pun ingin untuk dibiarkan hidup.

Kesimpulan

Tulisan ini tidak bermaksud untuk menjelek-jelekkan pandangan publik yang konvensional ke serangga. Memang serangga yang cantik pun memiliki peran penting dalam ekosistem. Poin yang ingin ditekankan adalah peran semua organisme seharusnya bisa dihargai tanpa menjatuhkan peran yang lain. 

Ekosistem adalah hasil hubungan-hubungan rumit dari peran-peran tersebut yang tidak bisa hanya dipandang sebagai sebuah rantai makanan atau simbiosis. Mengadopsi pemikiran bahwa setiap makhluk hidup pasti berguna adalah langkah pertama yang penting bagi seseorang untuk lebih mengapresiasi betapa rumitnya ekosistem yang mengelilingi kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun