Ditunjuk seorang pria berdiri di pinggir dermaga. Entah maksudnya melakukan demikian, padahal ombak tengah kencang membasahi daratan. Kombinasi susunan awan mengisi langit bersama sang surya yang tepat berada di depannya menjadikan pandangan begitu apik, semacam dengan adegan sinetron.
Tapi si satu teman yang bukan punya pasangan memasang matanya ke belakang kepala pria. Rambut berbentuk macam bukit, melengkung ke dua arah berlawanan membentuk huruf 'M', berwarna hitam pekat. Tidak lepek atau kering walau di kawasan yang begitu asin.
"Itu?"
"Iye."
"Buset."
"Buset kenapa?"
"Dia... K... Pop?"
Melihat temannya gagap berbicara, si yang punya pasangan memanggil pria tersebut, "Hey Peter!"
Peter berbalik badan. Begitu terlihat wajahnya, yang hilang bicara langsung kecewa. Wajahnya sama saja seperti orang Cina yang sering dia lihat di Pancoran. Pipinya pipih, tidak tembem. Komponen hidung dan mulut tidak tersusun rapi seperti yang sering terlihat dalam televisi.
Lantas dia pun bicara, "Yah. Kpop lokal?"
Secara singkat teks tersebut menyindir seorang Peter karena rambutnya mirip rambut seorang anggota band dari Korea. Tidak semua sindiran dalam teks anekdot merupakan permasalahan yang perlu diatasi, terkadang cukup sindiran belaka.