Gus Dur merupakan seorang tokoh presiden di Indonesia yang terkenal dengan cerita-cerita anekdotnya yang mengandung humor. Meski demikian dirinya merupakan seorang yang cerdas dan produktif. Di tangan yang tepat, humor dapat menjadi instrumen yang kuat untuk menyampaikan banyak hal. Ini dapat dilihat dari kasus yang terdapat dalam teks dimana anekdot, di tangan Gus Dur, memiliki humor yang tidak hanya bertujuan untuk memicu tawa, namun juga mengkritik perihal tertentu.
Teks anekdot sendiri merupakan teks yang bersifat humoris. Tidak hanya itu, yang lebih utama dalam tujuan teks ini adalah memberi pesan, kritik, atau sindiran kepada pihak tertentu. Teks anekdot merupakan media sangat efektif yang mempergunakan konsep humor sebagai perantara.
Adapula teks anekdot berikut :
Berjalan ke ujung dermaga, sepasang teman saling berkasak-kusuk. Sudah lama berjalan menikmati angin siur di kala matahari tepat berada di garis laut. Namun bukanlah demikian maksud mereka menghabiskan hari Minggu di luar rumah.
"Masa iya, sih?" Yang satu bertanya.
"Kok ya iya, sih? Ya iya dong!"
"Tapi masalahnya kamu aja dari kemarin kerjaannya duduk di pojok kosan."
"Emang duduk, tapi saya produktif. Kontak nih anak yang dari Kanisius!"
"Hehh... berapa lama udah kontakan?"
"Ya cukup lama. Setengah tahun kali. Tenang aja deh, kita udah sering kok ketemuan."
"Di mana orangnya?"