Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Inilah 5 Perilaku Faktual Melahirkan Pancasila di Tahun Kedua Pandemi Covid-19

1 Juni 2021   19:25 Diperbarui: 1 Juni 2021   19:29 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hari Lahir Pancasila (Tribunnews.com)

Pertama, Informasi hoax menimbulkan keresahan dalam masyarakat, seperti pesan berantai yang menyebut Kota Malang sebagai zona hitam Covid-19; Corona merupakan virus yang paling berbahaya yang pernah ada.

Kedua, memecah perhatian pemerintah dalam menangani pandemi, seperti: Corona virus adalah bohong, bukan dari virus tapi dari bakteri; virus Corona diciptakan Tiongkok; virus Corona tidak lebih buruk dari flu biasa; pasien Covid-19 tidak dapat tertular/terinfeksi kembali karena sudah memiliki kekebalan.

Ketiga, upaya "membodohi"  masyarakat, seperti virus Covid-19 dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk, melalui barang produksi impor seperti ponsel dari China; hewan peliharaan dapat menyebarkan virus Covid-19; minum alkohol dapat menyembuhkan infeksi; atau merokok sebagai cara mencegah virus Corona

Semua informasi hoax Menggiring opini masyarakat akan upaya pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19. Apalagi dikaitkan dengan dunia politik. Informasi hoax bisa menimbulkan opini-opini negatif di antara pemerintah dan pihak oposisi. Biasanya dalam konstelasi politik, masyarakat, khususnya masyarakat bawah dengan gampang terbawa arus pihak yang lebih gencar tampil di media sosial.

Memaknai Hari Lahir Pancasila pada tahun kedua pandemi ini adalah kelahiran kita sebagai bangsa dari pemikiran-pemikiran sempit. Kita bertekad keluar dari kepuasan diri ketika berhasil menyebarkan berita yang meresahkan masyarakat, berita yang berusaha mengacaukan program pemerintah, dan usaha "membodohi" masyarakat.

Maka, sikap bijak dalam membagi informasi di media sosial sangatlah diharapkan. Kita hendaknya menyebarkan informasi-informasi yang bersifat menyejukkan hati. Kita menyebarkan konten-konten yang mendorong masyarakat agar berdisiplin diri sehingga terhindar dari virus Corona.

Membangun solidaritas dengan sesama

Dampak pandemi Covid-19 bukan saja terhadap kesehatan, melainkan juga terhadap  bidang kehidupan lain seperti ekonomi, pendidikan, dan sosial budaya. Yang paling terdampak saat ini adalah masyarakat kecil atau masyarakat bawah yang terancam kemiskinan sebagai akibat kehilangan pekerjaan.

Kelahiran Pancasila menjadi momen bagi untuk membangun solidaritas dengan mereka tanpa batas suku, agama, ras, atau tanpa mengibarkan bendera partai dan agama. Kita bangkit dari keegoisan diri atau golongan, lalu saling menerima, saling bergotong royong dalam meringankan penderitaan mereka. 

Bentuk solidaritas yang bisa kita wujudkan seperti membagikan masker, hand sanitizer, atau bahan-bahan kebutuhan pokok.

Menghargai Perjuangan Nakes

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun