Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Pentingnya Menghayati Perkawinan Melalui Perjodohan sebagai Suatu Panggilan Allah

21 Mei 2021   22:00 Diperbarui: 22 Mei 2021   08:42 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perkawinan (lifestyle.kompas.com)

Apa jadinya keluarga jika tidak ada keceriaan. Setiap anggota keluarga berdiam diri di dalam kamar dengan kesibukan sendiri. Membiasakan keluarga dengan canda tawa melalui cerita-cerita lucu dan humor-humor membangkitkan energi positif dalam membangun relasi antaranggota keluarga. Keceriaan dapat menghilangkan kejenuhan atau stres selama bekerja di luar rumah atau selama belajar.

#4 Dalam kebersamaan.

Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Alangkah baiknya apabila makna peribahasa ini menjadi kebiasaan dalam hidup keluarga. Setiap anggota saling membantu tanpa pamrih, baik secara fisik maupun secara psikologi. Sikap cuek atau masa bodoh terhadap pekerjaan atau persoalan yang dihadapi anggota menjadi titik pangkal lahirnya sikap egois dan egoisme.

# 5 Dalam doa yang terus menerus.

Ciri terakhir dari panggilan hidup perkawinan adalah doa yang tiada henti-hentinya. Doa hendaknya dijadikan sebagai kebutuhan jiwa, layaknya kebutuhan akan makan dan minum. Doa menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidup keluarga. Dalam doa pribadi maupun doa bersama, keluarga menyandarkan hidup hanya kepada Allah. Dengan doa, keluarga percaya bahwa Allah selalu hadir untuk mendampingi dan menuntun keluarga di jalan yang benar.  

Namun, satu hal yang penting untuk disadari bahwa sering keluarga menjadi putus asa karena permohonan mereka tidak terkabulkan. Padahal, Allah sendiri sudah memberi harapan bahwa apapun yang manusia minta akan diberikan; ketuklah pintu maka Allah akan membukakan bagi yang mengetuk. Karena itu, membiasakan diri dengan tahapan doa yang benar, niscaya, Allah berkenan mendengarkannya, yaitu mengawali doa dengan bersyukur, dilanjutkan dengan memuji-menuliakan, mohon ampun dan mengampuni, lalu diakhiri dengan memanjatkan permohonan.

                                      ***

Mengakhiri tulisan ini, saya menggarisbawahi beberapa hal. Perkawinan melalui perjodohan adalah suatu panggilan Allah. Dalam terang iman pria dan wanita telah berjanji kepada Allah di hadapan pejabat agama dan para saksi bahwa mereka akan saling mencintai apapun suasananya kelak. Kelanggengan dan kebahagiaan akan menjadi milik keluarga jika kehidupan keluarga diwarnai dengan kelima ciri perkawinan di atas.

Semoga.

Jakarta, 21052021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun