Corakmu menyilaukan mata.
Warna-warni menembus batas rasa, lalu menggoreskan kesan keanggunan dan kemewahan sehingga membelenggu setiap mata yang memandangmu.
Engkau begitu mulia, katanya!
Membebaskan badan dari panas dan dingin, menutupi aurat agar terlihat sopan dan adab.
Sayang,
Adamu hanyalah sebatas cita rasa, hanyalah sebatas waktu. Pagi dipakai sore ditanggalkan lalu dicampakkan ke dalam keranjang kotor.
Wabah gengsi merasuk masuk,
Aromamu telah memikat membuyarkan hakikat pekerti yang mestinya tertanam tancap di dasar hati setiap insan.
Bahwa agama adalah baju sebatas rasa dan waktu.
Tidak seperti badan.