Dengan apa kan kami balas kasih-Mu yang tercurah melimpah ruah ke atas dua ratus enam puluh sembilan juta jiwa, tak terlewatkan sedetik pun?Â
Nalar kami,
Rasa kami,
terus tumbuh dan berkembang dalam kehendak bebas untuk menggapai segala.Â
Tapi, kami sering tergelincir karena tertidur dalam beragam teori dan beribu dalil yang semestinya setia bersandar pada kerahiman-Mu sebagai pencipta segala.
Bahwa kami sejatinya bersaudara:
Saudara Polan,
Saudara anjing,
Saudara kelapa, dan
Saudara batu.
Sayang,Â
saudara anjing selamanya membisu, membiarkan dirinya dihina, dijadikan permainan mulut sesama kami.Â
Sayang,
Saudara anjing tak kuasa membela diri bahkan menuntut ke pengadilan ketika dijadikan "anjay" dalam senda gurau sesama kami.
Tuhan,
Pencipta segala,
Di atas segala itu,Â
Ajari kami untuk mampu memimpin nalar dan rasa sendiri kapan pun dan di mana pun.
Ajari kami untuk semakin dewasa dalam menghargai sesama karya tangan-Mu.
Jakarta, 0709020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H