Tiang itu tegar terpancang,
Nancap di tengah lapangan lapang
Memamerkan keperkasaan bagai penjaga gawang yang tangkas menepis dan menangkap bola dari segala arah.
Sekali-sekali ia berteriak menembus ribuan kepala lalu menggema dan bertengger di atas lapangan sehabis tangannya yang terlatih lama mendekap bola ke dadanya.
Itu kemarin.
Hari ini
Tiang itu mulai karatan.
Tapi bukan termakan waktu.
Polesan cat minyak tak tampak lagi. Rontok berkeping-keping.
Lengan si penjaga gawang yang kokoh menopangÂ
otot-otot perut dan dada hingga otot rahangnya yang biasanya komat-kamit tak teraturÂ
mulai kaku.Â
Lalu, otot-otot mulutnya bergerak tak beraturan menyeburkan bunyi berdesis seperti menjalar dalam semak-semak mencari mangsa.
Tak selamanya keperkasaan tetap nancap ke tanah.Â
Kendati diganti dengan  racun berbisa agar aroma mulut yang palsuÂ
menidurkan nalar dan cita rasa segenap mereka yang berteduh di bawah ketiaknya.
Kemarin dan hari ini adalah waktu. Kapankah waktumu dan waktu kita bertumpu di persimpangan?
Karena aku peduli.
Jakarta, 2708020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI