Terlebih lagi sensasi ketika ia menggangkat ikan yang relatif besar dan disaksikan oleh para pemancing lain di dekatnya. Sungguh menyenangkan, juga membanggakan!
Ketiga, memancing merupakan pelarian diri. Seorang suami yang selalu mendatangi tempat pemancingan adalah untuk melarikan diri dari persoalan yang terjadi di dalam rumah tangga.Â
Ia tidak mampu menyelesaikannya, atau ia tidak memiliki kemauan untuk menyelesaikannya. Memancing adalah kesempatan baginya untuk meninggalkan sementara persoalan di rumah.
Istri Perlu Waspada
Ini yang perlu diketahui istri. Saya akan mengawalinya dengan sebuah contoh.
Suatu ketika, sepasang suami istri menemui saya di rumah. Mereka bercerita bahwa Ria (bukan nama asli), anak satu-satunya sudah meninggalkan rumah selama dua bulan.
Padahal, anak ini, bagi mereka adalah anak yang patuh, sopan, rajin membantu, rajin berdoa, dan sangat menyayangi mereka. Segala kebutuhan Ria selalu mereka penuhi.  Maka, kepergian Ria menjadi tanda tanya besar, karena tidak ada masalah dalam keluarga.
Setelah mendengar keluhan itu, saya meminta kejujuran suami-istri tentang penyebab kepergian Ria (meskipun saya sudah tahu penyebabnya).Â
Mereka tetap bersikeras bahwa tidak ada persoalan dalam rumah tangga. Akhirnya, saya memberi mereka kesempatan dua minggu untuk berefleksi, mencari penyebabnya.
Dua minggu kemudian, suami-istri menemui saya lagi. Dengan rasa malu, sang suami membuka rahasianya. Setiap sore sepulang kerja, ia pergi memancing.Â
Ternyata di sana ia memiliki perempuan simpanan. Inilah yang menyebabkan Ria pergi dari rumah. Seorang ayah yang sangat dicintainya ternyata seorang pengkhianat.