Kedua, amatilah pasanganmu ketika ia terlelap. Kesadaran akan ia sebagai seorang asing yang rela meninggalkan keluarganya untuk tinggal bersamamu, akan memperbesar rasa cintamu kepadanya. Dengan begitu, suami-istri mampu menghadapi godaan-godaan yang berujung pada perceraian.
Ketiga, selalu memegang erat prinsip bahwa tujuan utama perkawinan adalah hidup bersama dalam cinta. Tujuan kedua adalah mempunyai anak. Jika prinsip ini dipegang, tidak mempunyai anak bukanlah alasan untuk suatu perceraian. Agar menghidupkan suasana, agar kebahagian suami-istri tidak dinikmati sendiri, bagilah kepada orang lain dengan mengadopsi anak.
Keempat, hendaknya disadari bahwa istri atau suami kedua belum tentu akan memberikan anak sebagaimana diharapkan. Hanya Tuhan lah yang tahu, karena Dialah asal mula dan akhir hidup kita. Banyak pasangan suami-istri kedua yang menyesal di kemudian hari karena tidak juga memiliki anak. Bukankah kebahagianlah yang dikejar dalam perkawinan?
Semoga tulisan ini bermanfaat.
Salam.
Paul Tukan