Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gara-gara Tidak Punya Anak, Haruskah Bercerai?

19 April 2020   17:17 Diperbarui: 19 April 2020   18:03 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua, amatilah pasanganmu ketika ia terlelap. Kesadaran akan ia sebagai seorang asing yang rela meninggalkan keluarganya untuk tinggal bersamamu, akan memperbesar rasa cintamu kepadanya. Dengan begitu, suami-istri mampu menghadapi godaan-godaan yang berujung pada perceraian.

Ketiga, selalu memegang erat prinsip bahwa tujuan utama perkawinan adalah hidup bersama dalam cinta. Tujuan kedua adalah mempunyai anak. Jika prinsip ini dipegang, tidak mempunyai anak bukanlah alasan untuk suatu perceraian. Agar menghidupkan suasana, agar kebahagian suami-istri tidak dinikmati sendiri, bagilah kepada orang lain dengan mengadopsi anak.

Keempat, hendaknya disadari bahwa istri atau suami kedua belum tentu akan memberikan anak sebagaimana diharapkan. Hanya Tuhan lah yang tahu, karena Dialah asal mula dan akhir hidup kita. Banyak pasangan suami-istri kedua yang menyesal di kemudian hari karena tidak juga memiliki anak. Bukankah kebahagianlah yang dikejar dalam perkawinan?

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Salam.

Paul Tukan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun