Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebuah Refleksi: Apalah Artinya Kekecewaan dan Sakit Hati

17 April 2020   13:14 Diperbarui: 17 April 2020   13:43 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu kesempatan, seorang bapak menemui saya. Sebut saja Pak Salamun. Pelipis sebelah kananya lebam. Agak malu-malu Pak Salamun membuka pembicaraan.

"Sebenarnya saya malu, Pak, menceritakan aib keluarga sendiri. Tapi, terpaksa saya beranikan diri menceritakan persoalan ke Bapak, karena saya yakin, Bapak dapat menolong saya."

Sekejap Pak Salamun terdiam.

"Begini Pak..."

"Ya, gak usah diteruskan. Saya sudah tahu."

Agak kaget, memang.

Persoalannya adalah Andi, anak Pak Salamun yang ketika itu duduk di bangku SMK memukul ayahnya sendiri. Sebuah bogem mentah mendarat ke pelipis kanan. Kejadian ini sebagai akumulasi kekecewaan Andi terhadap ayahnya. 

Sudah kesekian kalinya Andi memaksa Pak Salamun untuk membelikannya sebuah sepeda motor. Dengan sepeda motor ini, ia dapat pergi-pulang sekolah dan bergaul dengan teman-teman tongkrongannya.

Bagi Pak Salamun, permintaan anaknya sangat memusingkan, bahkan selalu mengganggu pikirannya. Antara keprihatinan dan ketidakberdayaan. Karena sebagai tukang gorengan keliling kampung, ia tidak mampu membelikan anaknya sepeda motor.

"Sabar, Nak. Jika uang bapak sudah cukup, bapak akan kredit motor buatmu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun