Seorang anak bertanya
kepada pohon mangga di depan rumahnya:
"Hei, mangga, siapakah yang lebih tua, engkau atau aku?"
Pohon itu hanya tersenyum.
Anak itu penasaran.
Sambil menarik-narik pohon:
"Ayo, jawab! Tidak punya mulut?"
Pohon itu hanya menggeleng.
Anak itu semakin penasaran.
"Akan kubabat,
Kupotong-potong jika tidak menjawab."
"Emosimu meluap-luap.
  Kenapa, nak?"
"Karena kau tidak berbuah",
sambil mematahkan ranting
yang menyentuh dadanya.
Pohon mangga mengelus dada.
Kesedihan memaksanya
Meng-elegikan penggundulan dan
Penebagan liar.
Menimbang waktu.
Menembus muasal segala ada.
Dengan senyum pohon menjawab:
"Hei, anak manusia.
  Aku jauh-jauh-jauh lebih tua dari kamu.
  Bahkan sudah ada sebelum leluhurmu."
Anak itu bingung.
Menganga!
Pohon berbisik:
"Kau kenal Fransiskus Asisi?"
"Siapa dia?
"Coba tanya guru agamamu!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H