Malam memuncak
Tiada lagi yang bergerak.
Sepi memeluk
Menyisahkan detak-detak jam dinding
Dalam alunan waktu.
Engkau terbaring, istriku
Hanya terdengar nafas
Beradu dalam jiwa.
Bagai tersihir,
Aku terpaku di pinggir ranjang.
Kulayangkan mata
Menjelajahi seluruh tubuhmy
Tapi bukan birahi, sayang!
Nalarku tersedot
Erkunci dalam waktu
Bayanganku terkumpul
Nun jauh ke sana
Ke titik mula engkau ada.
Saraf-saraf otakku tersimpul
Melumpuhkan matematikaku
Karna perhitunganku, tidak mampu menjangkau segala:
Senyum
Air mata, dan
Angka-angka.
Tapi, semuanya itu, Istriku,
Kau tinggalkan di sana
Untuk aku.
Istriku!
Takkan kusia-siakan!
           (Metland, 30/05/2017)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H