Lina istriku,
Kuharap tak kan kebal telingamu
Pada cerita lamaku malam ini.
   "Anggi yang suka melawan;
   Buya yang rajin tidur di kelas;
   Raka yang suka bully;
   Susi si biang keributan; dan
   Edo yang suka terlambat."
Seperti biasa
Senyummu merangkai kata:
"Itulah nikmat, sayang!"
Lina istriku,
Kuharap takkan kebas jarimu
Menyambut buah payahku malam ini.
Tak setebal amplop pejabat
Tak seberat amplop pengusaha,
Juga PNS.
Lagu lama pun mengental
Dalam satu kata: syukur!
Lina istriku,
Kemuliaanmu merontokkan egoku.
Nalarmu sederhana.
Menyedot energiku, lalu
Mengggumpal dalam pengabdian
Mencerdaskan anak bangsa.
Lina istriku,
Aku hafal benar
Ketika memasuki minggu ketiga
Kepalamu mulai terguncang,
Dada bergetar
Ketika menata meja makan.
Aku kagum!
Setiamu,
Sederhanamu,
Tulusmu,
Semakin menyuburkanÂ
Cintaku.
Lina istriku,
Engkau adalah aku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H