Mohon tunggu...
Paul Ama Tukan
Paul Ama Tukan Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa STFK Ledalero Maumere-Flores

Menulis adalah Bekerja Untuk Keabadian

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Demokritik, Sajak -Sajak Paul Ama Tukan

21 Oktober 2019   21:09 Diperbarui: 22 Oktober 2019   20:53 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di ujung pena, para pembelajar mencatat derita.
Mengerti mengapa harus diciptakannya ilmu.
Kala itu, mereka berontak tentang ingatan yang dipangkas paksa.
Mereka sangat  mampu berpikir dengan kepala tapi tak sekalipun menyampaikan selamat beristirahat bagi kepala.
Turun ke jalan-jalan sambil memeras kata
Dan ramai-ramai mengantarnya ke rumah kepala
Di situ kepala-kepala bersileweran; kepala dingin, besar kepala, kepala kantor, kepala politik, kepala uang, kepala biro, kepala gundul dan kepala-kepala lain;
Yang pemilknya telah menjadi patung.

Ledalero,  September 2019

AMNESIA

Suatu waktu yang tak biasa, aroma marahmu menyeruap dari balik kelambu.
Telah kupasang tiang-tiang penyanggah yang mengamankan tidurku pada ranjang malam
Setelah hari ini kupulang dari kota menangkap amis tanah.
Bantal dan selimut dimusuhi kutu dan debu, membandel pada rambutku
seolah-olah cuek paling senewen yang tak ingin tanggal.
"Ibu, belikan aku sabun agar bisa kubersihkan sekujur tubuhku dengan baik"
Ibu masih sibuk membereskan barang dagangannya untuk dipasarkan di kampung bernama Kampoeng Khamprett.
 Ia masih memarahiku sejak kemarin karena bahasa Indonesiaku kurang bernas. Dan aku memang sadar itu. Tapi aku kira, ia tak punya alasan untuk memarahiku sampai lama begini.
Malam ini, aku pun tidur dengan badan kotor, dan bermimpi tentang surga.
Kujumpai seorang digantung tanda busana. Kemaluannya tidak ada. Badannya degil tetapi ia tersenyum lalu membilang; surga ini milik siapa?

Ledalero, Agustus 2019


Paul Ama Tukan, lahir pada 7 Mei 1998 di Waiwerang, Adonara. Saat ini Tinggal di Unit Mikhael,  Ledalero. Mahasiswa STFK Ledalero, Maumere-Flores-NTT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun