Mohon tunggu...
Paulo Rosario De Ornay
Paulo Rosario De Ornay Mohon Tunggu... -

masih harus optimis dengan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perlu Budi Pekerti dan Pendidikan Agama

2 Maret 2012   04:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:38 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Indonesia adalah negeri yang kaya akan sumber daya alamya. Tetapi, untuk dapat menjadi negara maju seperti Amerika Serikat ataupun Inggris dan Cina, dibutuhkan yang lebih, yakni sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Untuk dapat menjadi manusia yang berkualitas tinggi, diperlukan adanya pendidikan yang berkualitas tinggi pula. Pendidikan berkualitas tinggi tidak hanya merujuk pada usaha pemerintah untuk mencapai  kemampuan intelektual yang tinggi, tetapi juga usaha untuk menciptakan individu-individu yang bermoral serta berakhlak mulia.

Hal terakhir tadi sepertinya kurang diperhatikan oleh pemerintah dalam proses pembangunan. Buktinya adalah banyak kasus kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh anak usia sekolah. Tengok saja kasus penusukan terhadap remaja yang dilakukan oleh teman sebayanya yang baru-baru ini terjadi di bilangan Depok.  Selain karena faktor diluar pendidikan –seperti lingkungan yang keras, kasus tersebut juga dapat disebabkan oleh kurangnya jam atau bahkan tak adanya pelajaran pendidikan budi pekerti dan pendidikan agama yang diterapkan pihak sekolah. Pasalnya, sekolah adalah “rumah kedua” anak. Sekolah juga harus dapat menjalankan fungsi-fungsi keluarga –kecuali fungsi reproduksi dan ekonomi– yakni fungsi keagamaan, cinta kasih, sosial budaya, melindungi, sosialisasi, dan tentunya pendidikan.   Bisa jadi, anak-anak produk zaman sekarang akan bertindak lebih brutal pada masa depan, dan tak menutup kemungkinan akan memunculkan koruptor-koruptor besar.

Kembali ke masalah mengenai pelajaran budi pekerti dan agama, sekolah harusnya bisa menyeimbangkan porsi jam pelajaran antara pelajaran yang mengasah kemampuan intelektual –seperti  matematika, IPA, IPS, dan bahasa–  dengan pelajaran yang mengasah dan membentuk sikap-sikap bermoral dan mulia –seperti budi pekerti dan agama. Budi pekerti pada dasarnya adalah perbuatan (pekerti) yang dilandasi atau dilahirkan oleh pikiran yang jernih dan baik (budi). Demikian juga dengan pelajaran agama yang memiliki ajaran-ajaran yang baik yang akan membentuk suatu pekerti yang dilandasi oleh budi.

Setelah porsi antara pelajaran yang mengasah kemampuan intelektual dan yang mengasah serta membentuk sikap bermoral dan mulia mencapai titik equilibrium (seimbang), niscaya maka anak-anak Indonesia yang terus “dicekoki” pendidikan mulia itu akan menjadi pribadi yang berbudi pekerti dan bermoral.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun