Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

JK: Pendidikan Jangan Tiru dari Finlandia dan Singapura

14 September 2024   20:50 Diperbarui: 14 September 2024   21:03 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JK:  Pendidikan Jangan Tiru dari Finlandia dan Singapura

Wapres dua kali ini mengatakan, bahwa mengenai pendidikan jangan meniru Finlandia dan Singapura. Konsep yang ia katakan bahwa pendapatan perkapita penduduk di dunia negara itu dengan Indonesia sangat jauh berbeda. Pun jumlah penduduknya.

JK yang pengusaha dan politikus ini juga mengatakan, di kedua negara tersebut penduduknya sangat kecil, lain dengan yang dimiliki Indonesia.  Mengenai dua hal tersebut bisa dipahami.

Makanya, ia menyarankan untuk menyontoh India dan China, kalau Jepang, keknya JK lupa mereka penduduknya lebih kecil, pun pendapatan perkapitanya sangat besar. Identik dengan Finlandia dan Singapura. Apa yang ia sampaikan berarti tidak sepenuhnya tepat, hanya waton sulaya karena peran Nadiem Makarim semata. Tidak demi pendidikan seutuhnya.    

Mantan ketua umum Golkar itu juga mengatakan mengenai Ujian Nasional yang dihapus. Padahal begitu banyak masalah dalam UN yang bagus sudah dihapuskan itu. Malah baginya sangat baik. Jika ia mengaku dewan penyantun dan pemiliki sekolah, memangnya dia profesional di bidang itu dengan sangat baik, sebagaimana ia selaku politikus, yang bisa menjadi wapres dua kali. Atau sebaga pengusaha yang digdaya, sama sekali tidak deh.

Finlandia itu mengadakan perubahan signifikan dalam sistem pendidikannya. Jadi, bukan mengenai sistem saat ini yang sudah berlangsung kemudian dicomot. Mereka dulu memberikan fokus pada kesuksesan pada studi dengan angka pengetahuan tinggi, pekerjaan hebat, namun akhirnya banyak anak muda yang menderita stres, depresi, dan berujung pada bunuh diri.

Mereka, Finlandia kemudian mengadakan evaluasi dan mengubah paradigma pendidikan dan sistem pendidikannya yang membawa kegembiraan, kemerdekaan, dan suka cita dalam studi. Mereka melakukannya dengan adanya pengamatan yang mendalam, bukan sekadar copas, apalagi nyolong program semata. Pengalaman masa lalu yang gagal dan membuat generasi muda frustasi itu diubah.

Lha di sini? Isinya melihat dari hasil melongok dari jendela kemudian diterapkan seolah itu yang terbaik. Tidak pernah ada evaluasi mendalam mengenai apapun yang kemudian diganti dengan cara yang identik. Hasil longak-longok yang tidak diketahui dengan baik apa motovasinya, bagaimana jalannya atau penerapannya, kemudian bagaimana hasilnya.

Perubahan kurikulum dan juga buku sepanjang ganti pejabat atau menteri ya akan ganti. Cenderung proyek bukan mengenai pendidikan secara substantif. Persoalan pendidikan tidak sekadar gonta-ganti kurikulum, namun bagaimana membina pendidik dan peserta didik dengan baik.

Mengenai UN, beberapa masalah timbul pada masa lalu,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun