Berkat Ngompasiana: Perawan Vestal dan Novel Keroyokan
Sempat lupa bahwa ada proyek bersama, kata kuncennya Kompasianer Khrisna Pabichara, novel ini adalah sebuah "ide gila." Inisiatornya Kompasianer yang bermukim di amrik Mbak  Widz Stoops. Kaget dan campur bangga sih ketika dijapri bahwa novel sudah siap cetak dan mau pesan berapa.
Jika bicara keroyokan, ini kali ketika di Kompasiana ada tulisan dan nama saya tercantum. Pertama itu Mak Renta, di mana agenda nulis di Kompasiana, dan artikel yang terpilih akan ikut dibukukan. Kala itu, artikelnya tidak dilabel pilihan, namun ikut dicetak dalam sebuah buku.
Kedua, ketika perayaan Bapak Tjiptadinata dan Ibu Helena Kompasianer segala zaman membuat buku dengan judul 150 Kompasianer Menulis, saya salah satu yang diberi kepercayaan untuk menuliskannya. Terima kasih untuk kedua sesepuh inspiratif  dan panutan di Kompasiana ini.
Hal luar biasa ya novel keroyokan kali ini. Bisa dibayangkan  bagaimana puyengnya kuncennya untuk bisa menghadirkan sebuah novel dengan 34 kepala dengan sekian lama penulisan. Mengaitkan satu kisah dengan kisah yang lain pastinya memabukkan. Angkat topi untuk Daeng Khrisna.
Kesempatan langka dan luar biasa, bisa berkolaborasi dengan pujangga-pujangga besar Kompasiana dalam sebuah novel keroyokan. Tulisan, karangan, kumpulan essai atua puisi sudah jamak terjadi, kalau novel ditulis 34 kepala sih jadinya kayak Kitab Suci orang Kristiani. Ada peran Roh Kudus di sana, peran semesta sehingga bisa terbit novel ini.
Terima kasih lagi yang luar biasa untuk Mbak Widz Stoops atas  kaosnya yang  keren. Sudah ada novelnya eh dibonusi kaos, gratis pula. Mana tidak senang coba? Senangnya pol-polan.
Komunitas Secangkir Kopi bersama, melebarkan sayap dari ngeblog di Kompasiana, kalau tidak salah saya diajak Kang Elang, dan malah sudah tidak lagi aktif, eh bisa nerbitin novel bareng yang luar biasa.
Ide gila itu akan menjadi nyata jika dilakukan dengan luar biasa. Jika diam saja tidak akan bisa terwujud. Ini mungkin yang Daeng Khrisna, Acek Rudy, dan Mbak Widz lakukan selama ini. sekali lagi terima kasih banyak, melibatkan saya yang bukan siapa-siapa ini dalam proyek besar berupa novel.
Ber-kompasiana  memang membawa berkat. Bisa apa saja dan ke mana saja dengan para guru kehidupan yang mumpuni. Saya yang bukan siapa-siapa bisa tercantum dalam buku bersama Prof. Felix Tani yang sudah ratusan kali namanya di buku-buku dalam dan luar negeri.