Mantan pemain atau alumni. Barca pemain hebat-hebat, trebel dua kali, MU ini baru sekali, namun sering mereka berkomentar seolah paling top dalam bermain. Nevile, Rio, Giggs, benar mereka pemain-pemain elit di MU, namun komentar mereka tidak membangun tim sekarang ini, malah seolah membuat pemain ketakutan, cemas tidak sesuai dengan apa yang para senior bisa lakukan.
Lihat alumni La Masia, memiliki DNA Barca secara mereka bersama-sama tumbuh, Â berlatih, dan berkembang sejak dini. Akhirnya menjadi pemain profesional pun banyak yang bersama-sama, namun mereka tidak banyak mulut, komentar, dan ngerecokin yang membuat pelatih dan pemain saat ini takut atau cemas. Â Mereka mendukung penuh siapapun pelatihnya dan pemainnya.
Keterlibatan mantan pemain di MU paling besar dan paling mendalam. Siapun pelatihnya akan dibandingkan dengan era mereka, merujuk Fergie. Â Sayang sebenarnya, klub sebesar, sepengalaman MU harus tenggelam di kelas menengah. Â Level liga Champion Eropa masih terlalu jauh bagi setan merah.
Peran pelatih. Â Kaliber pelatih yang datang dan pergi sudah sangat kaya akan pengalaman, benar ada beberapa mantan pemain yang baru mencoba, namun secara umum pelatih kelas top. Memang sayang mereka seolah tidak leluasa dalam melakoninya menjadi pelatih. Sangat mungkin bahwa bayang-bayang Fergie dan masa lalu selalu menguar di Old Trafford apalagi ruang ganti pemain.
Hal yang menyulitkan klub ini berkembang seperti pada masa jayanya. Saling dukung bukan maah telikung dengan   kejayaan masa lalu yang sangat menyilaukan. Semua bersinergi bagi kejayaan kembali, tidak perlu menengok ke belakang.
Masa lalu itu cerminan untuk menyemangati, bukan malah menakut-nakutin. Mantan pemain bicara, berkomentar itu boleh dan baik, sepanjang memberikan dorongan dan dukungan, bukan malah membuat orang takut melangkah.
Masuk lapangan dengan gagah tanpa merasa terbebani masa lalu. Jika itu bisa dilakukan, main bebas, lepas, dan penuh suka cita, pasti MU akan merangkak  pada level sebelumnya.
Keberadaan Fergie pada awal-awal kepelatihannya lah yang harusnya menjadi sumber inspirasi, bahwa mereka pada saat itu juga identik dengan kini. Jangan fokus pada masa kejayaan, itu akan membuat frustasi, sehingga tidak bisa mengeluarkan kemampuan terbaik mereka, baik pemain ataupun pelatih.
Fans perlu bersabar, memang tidak mudah, ketika rival sekota dan juga musuh bebuyutan nangkring di atas mereka. Pembicaraan berkiblat pada si biru yang dulu direndahkan dengan tetangga yang berisik.
Roda itu berputar. Â Kadang pas ada di bawah atau samping banyak yang tidak sabar, maunya di atas. Transisi sering tidak mulus jalannya, malah sering terjal dan susah untuk berjalan dan melaju untuk kembali ke atas.
Terima Kasih dan Salam