Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Moeldoko akan Membawa Rocky Gerung ke Bui?

5 Agustus 2023   10:28 Diperbarui: 5 Agustus 2023   10:45 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rocky Gerung Kali ini kena Batunya, Moeldoko Batu itu?

Jokowi mengatakan, urusan makian bajingan dan tolol itu urusan kecil.  Terpenting itu kerja, kerja, dan kerja. Selesai sebenarmya. Rocky Gerung tidak perlu panik, dan malah ke mana-mana. Gibran pun mengatakan yang sama, tidak perlu pelaporan polisi, delik aduan sudah selesai.

Kali ini, apakah ini jebakan untuk membawa Rocky Gerung ke depan meja hijau dan merasakan hidup di balik jeruji besi?  Bereaksi atas sikap Kepala Staf Kepresidenan. Moeldoko pasang badan seperti preman.

Mengapa Moeldoko bisa menjadi batu sandungan bagi keberadaan Rocky Gerung?

Pertama, selama ini, Rocky Gerung itu paham, bahwa Jokowi tidak akan pernah menggunakan kesempatan pelaporan polisi. Pasal yang bisa menjeratnya itu delik aduan. Siapa yang boleh dan bisa melapor dan diterima itu hanya si korban, yang merasa dihina.

Jokowi sudah mengatakan dengan jelas, lugas, dan terus terang. Pun anaknya Gibran melakukan hal yang sama. Tidak akan ada pelaporan. Ini yang selalu diulang-ulang, bukan hanya Rocky Gerung, namun juga banyak politikus yang pansos untuk ketenaran diri.

Demokrat, Amien     Rais, Refli Harun, Said Didu, Fadli Zon, dan begitu banyak pelaku lainnya. Ujungnya juga sama. Tidak pernah menjadi kasus hukum. Menguap begitu saja.

Kedua, Moeldoko yang dikatakan bak preman. Pelaporan oleh Moeldoko sangat mungkin. Ingat kejadian Luhut dengan Haris Azhar  juga melaju di persidangan.  Hal yang bisa terjadi di dunia demokratis. Jangan merasa bahwa demokrasi itu bebas njeplak juga.

Sikap pribadi  begini boleh dan dijamin UU, sikap Pak Jokowi yang membiarkan itu juga hak pribadi, tidak ada yang salah. Sangat wajar. Pilihan bebas bahwa merasa tersinggung dan juga nama baiknya dicemarkan, silakan saja.

Ketiga. Mau mengatakan Moeldoko sebagai pribadi, dia juga kesleo, wong mengatakan juga sebagai staf kepresidenan, dia harusnya mengademkan. Pribadi dan jabatan yang ia nyatakan, membedakan mana pribadi mana pejabat, dia saja kebingungan. Mau sok-sokan mengritik, tapi dianya sendiri otoriter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun