Silent Killer ini Biasanya Tidak Disadari
Kompas merilis sembilan penyakit silent killer, ada jantung, kanker, diabates tipe 2, dan juga hepatitis. Masih ada beberapa yang lain. Namun tulisan  ini bukan hendak membahas itu. sama-sama bisa "membunuh" dengan diam-diam, namun KUHP sama sekali tidak akan mempu menjeratnya.
Artikel ini benar-benar membahas mengenai kematian, bukan sekadar arti kiasan, namun dalam konteks sesungguhnya. Pembunuhan karakter dengan fitnah, bullyan, pengeroyokan itu sudah sangat jamak dibahas. Ini sangat personal, namun dampaknya bisa luar biasa.
Salah satu suku di dunia ada yang memiliki kebiasaan, jika hendak memotong pohon itu ada ritualnya dengan memaki, menghujaninya dengan kata-kata buruk dalam kurun waktu tertentu. Nah, setelah sekian lamanya, pohon itu merana, meranggas, dan mati atau kering. Saatnya menebang.
Apa yang dilakukan suku itu adalah mematikan semangat hidup, daya juang untuk bertahan hidup dari vegetasi. Hal yang sangat faktual.
Pun demikian dengan manusia. Ada sebuah artikel, sayang bahwa dokumen itu tidak ketemu lagi, kira-kira mengatakan, jika laki-laki yang disembur dengan kata-kata, comel, omelan 10 ribu kata dalam sehari oleh pasangannya, konon mengurangi 5 menit potensi usia hidupnya.
Padahal rokok, miras, dan sejenisnya dengan terang-terangan dilarang dengan tanda sangat jelas. Gambar kematian, derita, dan sebagainya. Itu semua adalah fakta, yang menjadi tudingan sebagai biang kerok atas penyakit mematikan, atau kematian itu sendiri.
Apakah sadar, atau memikirkan, bahwa kita sering menjadi pelaku atau kadang juga korban dari silent killer ini. Sangat mungkin   terjadi pada  pasangan mau suami-istri atau masih pacaran, orang tua pada anak, guru pada murid, atasan pada bawahan, dan seterusnya. Biasanya memang ada relasi kuasa yang tidak seimbang.
Pernah mendengar atau mengucapkan mungkin, dasar anak, suami, istri, atau laki-laki tidak berguna. Apa sih manfaatmu hidup? Â Seolah hal biasa, melampiaskan kejengkelan secara normal, ingat anggapan, belum tentu pihak yang menjadi obyek itu sedang baik-baik saja.
Begitu saja tidak bisa,  mampu apa sih, soal sepele, pekerjaan sederhana tidak bisa. Hidupmu hanya begitu saja, tidak bisa bermanfaat, berguna bagi kelaurga, sekolah, atau masyarakat. Membayangkan saja sudah   mules bukan? Itu adalah semburan yang sangat mungkin kita lakukan dan terima.