Kamu hanya akan jadi sampah masyarakat, jika terus-terusan malas, hanya menggodain temanmu yang mau belajar. Â Hidupmu tidak akan ada harapan, lha sekolah hanya modal buku satu dilipat. Mana ada ilmu yang nyangkut di otakmu yang kerdil itu.
Ungkapkan keburukan fisik atau kekurangan badannya. Badan atau keringatmu itu baunya minta ampun. Mulutmu mbok dikumuri sehingga tidak mengganggu, ketika bicara. Rambutmu itu emang tidak malu to, emang pernah keramas?
Pantes saja tidak ada cewe atau cowo yang melirik kamu, lha tampilan saja tidak meyakinkan, memalukan jika dibawa ke kondangan. Apanya coba yang membanggakan.
Terus saja katakan hal-hal di atas, setiap hari, atau minimal seminggu tiga kali. Mengetikkan ini saja badan sudah memberikan reaksi. Otot di tengkuk kaku, sakit, nyeri, dan tidak nyaman.
Yakinlah, awal-awal biasa, kemudian badan mereaksi bahwa seolah ada yang tidak beres. Pegel, demam, atau sakit kecil-kecilan yang sebenarnya tidak ada, namun itu adalah reaksi atas aura negatif yang digelontorkan terus menerus.
Pikiran menjadi oleng dan merasa benar semua apa yang dikatakan, rasa sakit juga dianggap benar, sehingga makin cemas. Sudah buruk hidupnya ditambah sakit badan. Â Tidak akan lama pasti tumbang.
Apa yang bisa menjadi sebuah solusi dan terobosan mengatasi itu?
Jangan dengerin lambene tangga. Mereka juga tidak tahu seutuhnya apa yang sedang dalam pikiran, perjuangan, dan hidup kita kog.
Bangun kepercayaan diri. Jangan izinkan pernyataan buruk itu menghantam diri. Biarkan itu menguar begitu saja.
Kesadaran. Jika merasa sudah cukup oleng mendengarkan kejelekan, kekurangan, dan keburukan yang didengungkan.
Kuatkan diri bahwa tidak semua benar. Memiliki kelebihan, keunggulan, Â keunikan, dan itu yakini dan bombong diri untuk makin besar. Â Jangan pernah khawatir bahwa tidak memiliki nilai plus sama sekali. Diri berharga diciptakan unik dan satu-satunya.