Membedakan pribadi dan perbuatannya saja masih bingung. Lihat ketika mengaku mengritik, namun menyoal mengenai penampilan, agama, atau latar belakang pribadi itu jelas salah. Kritik soal kebijakannya atau tulisannya jika itu penulis. Toh selama ini campur aduk.
Relatif sama, menyelesaikan masalah susah, ketika membedakan perilaku jahat dengan pribadinya, pun soal lembaga atau perbuatan baiknya yang lain. Ini kemampuan. Atau malah sudah  diperkeruh oleh kepentingan?
Esensial dan artifisial saja pada bingung, jadi mana yang penting atau hanya sampingan itu dianggap sama saja. Kemampuan memahami masalah menjadi kacau.
Jangan sampai terulang lagi dan lagi. Pembelajaran mahal, perlu waktu lama untuk pulih dan menjadi baik lagi.
Terima kasih salam
Susy Haryawan
   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H