Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Kehilangan Kepercayaan Diri?

19 Juni 2023   17:26 Diperbarui: 19 Juni 2023   17:33 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prabowo Kehilangan Kepercayaan Diri?

Salah satu kandidat dalam pilpres yang paling kenceng gerak dan langkahnya adalah Prabowo. Menhan yang kalah dua kali dengan pimpinan kabinetnya ini, sejak awal sudah mematok target pilpres lagi. Partainya juga menginginkan hal yang sama.  Di tengah persaingan dengan calon dari koalisi lain, Prabowo masih kesulitan untuk memperoleh bakal calon wakilnya.

Sejak awal keknya berharap masih menjadi calonnya PDI-Perjuangan. Lebih percaya diri ketika Presiden Jokowi menyebut, ini kesempatannya Pak Prabowo. Semakin mantab dalam melangkah dan yakin bahwa keinginan dan visi partai Gerindra makin terlihat jelas bisa terwujud.

Di jalan-jalan sekarang ramai baliho caleg dengan gambar si calon anggota dewan di latar belakang Prabowo bersalaman dengan Jokowi. Mau menggambarkan Prabowo adalah pengganti, penerus dari Presiden Jokowi. Hal yang secara normatif tidak ada yang salah, namun secara politis sangat ngaco, wong jelas tidak begitu.    

Menjelang Lebaran, pas momen Hari Kartini, eh Megawati selaku Ketua Umum PDI-Perjuangan mendeklarasikan capres mereka adalah Ganjar Pranowo, yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Kelihatan kaget dan bereaksi dengan cepat.

Bersegera merapat ke Solo di mana momen Idulfitri sambil bermaaf-maafan toh molitik juga. Bagaimana reaksinya ketika wawancara dengan wartawan. Prabowo menunjuk Gibran sebagai kandidat yang terus naik hasil surveynya. Jelas ke mana maunya. Menggandeng Gibran itu potensi gede untuk menang.

Ketenaran Gibran dalam menyikapi persoalan dan pemain medsos jempolan bisa menjadi jaminan bagi pentolan partai berlambang Garuda itu. Dilanjutkan dengan   pertemuan relawan Gibran dan relawan Gerindra, yang membuat Gibran dipanggil DPP PDI-Perjuangan. Permainan politik yang memperlihatkan kematangan Gibran malahan.

Lagi-lagi Cak Imin alias Gus Muhaimin malah tertepikan. Hanya bicara soal presidential treshold, koalisi untuk bisa mengusung capres, bukan bersama-sama maju sebagai pasangan dalam pilpres.

Terbaru malah melirik Iriana Joko Widodo. Hal yang sangat menarik sekaligus menggelikan. Sama sekali tidak ada sikap molitik dari ibu negara ini. Lain ketika dulu almarhum Ani Yudoyono, jauh lebih kental aroma politik yang disajikan. Jadi tidak cukup heran nama alhmarhum sering terdengar publik menggantikan sang suami.

Usai ramai-ramai pembicaraan dan tertawaan soal proposal perdamaian Rusia dan Ukraina yang menjadi tertawaan dunia, Prabowo dan Gerindra datang dengan berita mengenai mau maju bersama Iriana. Hal yang menggelikan.

Penolakan proposal perdamaian itu sangat lucu dan maaf naif. Bagaimana Presiden Jokowi sudah sampai sana. Perang masih terjadi, ini menteri yang statusnya adalah pembantu presiden mengajukan proposal sendiri. Ternyata Jokowi sebagai presiden tidak tahu. Wajar kemudian Menhan ini dipanggil presiden.

Menguap begitu saja , publik sudah lupa. Eh malah dikejutkan dengan pembelian pesawat tempur bekas dari Qatar. Penjelasan Menhan Prabowo, ini pilihan paling realistis karena;

Pembelian pesawat baru, paling cepet pada tahun 26 baru bisa beroperasi. Padahal pesawat yang dimiliki pada rusak. Perlu 12-18 bulan perbaikan dan perawatan. Pembelian ini wajar, kata Prabowo.

Mengapa wajar? Ternyata peminat pesawat bekas ini sangat banyak, dan karena kedekatan relasi Qatar memberikan hak pembelian pada Indonesia. Memenangkan dari banyak peminat lain.

Masa pakai masih cukup panjang 15-20 tahun, apalagi keberadaan Qatar yang kecil, sehingga jam terbang pesawat tempurnya juga rendah. Logis, namanya juga upaya meyakinkan publik.

Jelas saja ini masuk tahun politik, di mana dewan mulai berlomba-lomba untuk melakukan kritikan, meskipun tidak jarang mereka sebenarnya tidak paham apa yang terjadi di sana.

Melihat apa yang Prabowo lakukan dalam beberapa bulan terakhir ini, sangat menarik;

Pertama, ia mencari partner di luar kebersamaan dengan PKB. Bagaimana koalisi dibangun seolah  tidak menjadi pertimbangan Prabowo. Iya konsentrasi pada dirinya pokok menang. Tanpa mau tahu keberadaan teman atau partner yang bersama-sama berhitung.

Kedua. Apa yang dilakukan seolah kurang pertimbangan, apakah karena faktor usia atau karena sebab lain? Jika demikian         kan risiko besar ketika ia maju dalam kompetisi pilpres mendatang.

Ketiga, langkah politik dan personalnya gegabah. Tampak emosional tanpa kalkulasi sebagai seorang pemimpin dan politikus. Lagi-lagi berbahaya bagi bangsa dan negara ini. Taruhannya terlalu gede.

Keempat, fokus yang gagal, lihat saja langkahnya berkali-kali menjadi gagap dan gugup, sehingga menjadi ledekan bukan ledakan simpati. Maunya adalah memperoleh tanggapan positif sebagai  bekal maju pencapresan.

Kelima, tampaknya memang sudah terlalu sepuh, dan saatnya mundur untuk memberikan kesempatan pada yang jauh lebih muda. Tidak ada salahnya menjadi negarawan dan king maker, dari pada ngeyel dan kalah.

Lebih tepat, dan masuk akal jika ia memang masih ngarep bersama PDI-Perjuangan, menjadi wakil dari Ganjar Pranowo, tidak ada salah dan buruknya.  Lumayan baik, dari pada kalah lagi.

Memang tidak mudah, karena kader dan elit Gerindra mana mau mendukung Prabowo menjadi calon wakil presiden. Padahal sangat wajar lho, kemarin kalah dan menjadi menteri, jauh lebih buruk mana coba?

Pilihan yang tidak mudah, butuh keberanian, kerendahhatian, dan komitmen besar. Tidak mudah bukan berarti tidak mungkin. Menjadi menteri dari mantan kompetitor toh bisa.

Layak ditunggu langkah berikutnya. Apakah akan bersama Gus Muhaimin, atau yang lain.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan   

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun