Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

GagasRI dan Kritik Membangun Buya Haedar Nashir

7 Juni 2023   14:45 Diperbarui: 7 Juni 2023   14:50 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gagas RI dan Kritik Membangun Buya Haedar Nashir

Senin malam yang lalu, menemani Kner yang mendapatkan undangan  menghadiri acara GagasRi di KompasTV. Mengantar dan akan membaca buku di lobi, idenya sih begitu, karena tidak memiliki undangan. Ternyata sama petugas penerima tamu langsung didaftar dari komunitas  Kompasiana.

Apa yang disampaikan Buya Haedar, ketua umum PP Muhamadiyah itu sebenarnya hal yang sudah sangat umum dibahas di hidup sehari-hari mau media arus utama, media sosial, ataupun percakapan harian.  Satu yang membedakan dan mendasar, disampaikan dengan sangat tenang, halus, dan tidak ada rasa kebencian sama sekali.

Penutup yang sangat elegan ditampilkan, bahwa beliau optimis akan negeri ini. Ciri orang beriman, spritualis, bukan politikus berbalut agama. Pribadi yang jarang ada dan hidup di Indonesia sekelas elit  hari-hari ini.

Suara kenabian itu sebuah keharusan, tugas pemimpin agama, bukan untuk mencari kursi kekuasaan. Layak mendapatkan applaus dan dukungan yang besar.  Inilah sebenarnya tokoh agama.

Tiga hal pokok yang Buya Haedar Nashir nyatakan sebagai sebuah solusi jitu mengatasi masalah negeri, pendidikan, kesehatan, dan keadilan.  Misi yang menjawab persoalan zaman dan bangsa ini.

Pendidikan

Bagaimana pendidikan bermutu, terjangkau, dan bisa diakses semua warga negara tanpa kecuali. Perjalanan beliau sebagai seorang ketua ormas salah satu terbesar di dunia, membawa pemahaman jauh lebih utuh dan komprehensif, bukan sekadar tangkapan dari menara gading kantor di pusat.

Masalah pendidikan yang saling sengkarut itu perlu pembenahan yang mendasar. Muhamadiyah sangat    profesional di bidang ini, tidak perlu diragukan lagi.  Berkali ulang Mumadiyah mendarmabaktikan kader terbaiknya menjadi Menteri Pendidikan.

Menangani anak-anak sebagai aset masa depan negara itu prioritas. Itu dijalani dengan sangat baik.

Kesehatan

Suka atau tidak, layanan kesehatan di negeri ini masih terlalu mahal dan tidak terjangkau dengan semestinya. BPJS benar sudah ada, namun bagaimana kesulitan demi kesulitan mengakses layanan mendasar bagi semua orang itu terkendala dengan berbagai-bagai hal.

Lagi-lagi Muhamadiyah hadir dengan layanan rumah-rumah sakit itu upaya untuk membantu melayani masyarakat agar mendapatkan layanan kesehatan yang terjangkau. Visi luhur yang layak mendapatkan dukungan.

Keadilan

Nah ini, masalah yang begitu pelik. Karena begitu banyak kepentingan, sehingga karut marut masalah keadilan ini susah diuraikan. Pancasila sebagai dasar negara menjamin itu. Namun dalam pelaksanaan sangat jauh dari jiwa atau roh falsafah bangsa yang sangat luhur itu.

Apalagi hari-hari ini, bangsa ini disuguhi begitu banyak orang-orang super duper kaya, sayangnya dengan cara korupsi. Begitu banyak kasus megakorupsi yang seolah tidak ada kapok-kapoknya.

Tiga hal yang Buya Haedar lihat itu sebagai sebuah cara keluar dari masalah negeri. Jika pendidikan baik, orangnya sehat, dan keadilan itu bisa terjadi dengan semestinya, kemajuan negeri ini sudah ada di depan mata.

Sayangnya selama ini, pendidikan seolah hukum rimba, meniadakan pesaing, sehingga malah para siswa ini bertindak sebagai musuh satu dengan yang lain. Sinergi yang diperlukan  itu,

Kesehatan yang prima menjadikan negara ini juga sehat. Bisa membangun karena badannya sehat, bukan orang-orang sakit yang tidak produktif. Namun yang terjadi banyak orang sakit pikirannya sehingga menebarkan kebencian setiap saat.

Kritik yang disajikan dengan sangat santun, lembut, dan tidak meledak-ledak itu sangat dibutuhkan negeri ini. Begitu   banyak caci maki yang tidak penting justru merusak karena mengirikan energi buruk terlebih dahulu.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun