Keadaan-keadaan di atas membuat prestasi olah raga Asia Tenggara masih jalan di tempat. Belum lagi jika bicara teknologi. Mengapa demikian? Teknologi  juga tergantung operatornya, manusianya, pemrogramnya. Masih terlalu jauh jika Asia Tenggara bicara sport dan teknologi. Masih terlalu jadul.
Hal ini termasuk juga pola pikir, terlalu kekanak-kanakan, dan belum cukup mampu bersaing di level yang lebih tinggi. Maunya menang saja jelas jiwa anak-anak. Tidak mau mengakui kemenangan dan ngambeg ketika kalah. Mikirnya nomor satu tapi tidak mau kerja keras dan latihan lebih keras lagi.
Terima kasih dan salam
Susy Haryawan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!