Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

HT Sesat Pikir Mengenai Johnny Plate, ASO, dan Nasionalisme

14 Februari 2023   13:39 Diperbarui: 14 Februari 2023   13:43 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Johnny Plate: sindonews.com

HT, Sesat Pikir Mengenai ASO dan Johnny Plate

Pada puncak Hari Pers Nasional, Presiden Jokowi mengungkapkan keprihatinannya mengenai iklan yang 60%-nya diambil oleh platform asing. HT sebagai politikus, pengusaha media, langsung menyambar ini sebagai sebuah umpan keren, baginya. Bicara soal nasionalismenya, dan menyudutkan koleganya dalam koalisi pemerintah. Johnny Plate ia sebut sebagai mengambil kebijakan sepihak.

Layak dicermati, apakah Presiden Jokowi mengaitkan hilangnya iklan itu dengan ASO? Sepakat soal nasionalisme, namun ASO juga bicara nasionalisme, lepas dari kepentingan korporasi media dan juga afiliasi politik. Mengapa sih demikian?

Iklan itu paling banyak menikmati kemarin adalah raja media, yang tentu saja publik juga paham siapa yang memiliki industri media terdampak oleh kebijakan ASO ini. HT dengan MNC grup, memiliki beberapa stasiun televisi dan merekalah raja iklan dalam beberapa tahun ini.

ASO adalah amanat UU Ciptaker, di mana mau tidak mau ya harus dilakukan. Malah menjadi aneh wong malah melanggar hukum, ketika tidak dijalankan.  Jadi ingat, dan perlu dilihat lagi ke belakang, bagaimana HT, MNC grup kala itu juga menolak dan bersikukuh untuk tetap dengan menggunakan jaringan analog.

Apa yang HT lakukan dulu dan menanggapi pidato Presiden Jokowi itu bukan soal nasionalisme sebagaimana Pak Jokowi maksudkan, ia menafsir sepanjang kepentingan dan keuntungannya sendiri. Kebijakan Kominfo itu bukan atas inisiatif dan inisiasi pribadi Johnny Plate, atas perintah UU yang harus dijalankan.

Barangsiapa yang melanggar, itu yang tidak memiliki semangat nasional. Nasionalismenya layak dipertanyakan. Bagaimana dengan ketegasan Mahfud MD yang akan mematikan dan memaksa media HT untuk taat pada ASO waktu itu? Mosok dia      lupa atau tidak mau tahu?

Pastinya tahu dan paham, bahwa ini adalah upaya politis dan juga sebagai pengusaha untuk meraup untuk kembali. Kue yang biasa ia kangkangin, kini harus berbagi dengan berbagai pihak. Nah, mendapatkan poin penting ketika Presiden Jokowi menyatakan, bahwa belanja iklan itu digaet platform luar negeri.

Padahal yang menjadi masalah adalah dunia industri media kita yang tidak kreatif dan malah menyalahkan amanat U Uyang dijalankan dengan baik oleh Menteri Johnny Plate. Atau bisa jadi iklan yang biasanya menjadi milik usahanya, menambah pundi-pundi kekayaannya,  kini beralih dan terdistribusi ke media-media kecil yang membuatnya kurang bahagia.

Nasionalisme justru dilakukan oleh Johnny Plate yang menjalankan perintah UU, bukan HT yang kehilangan ke iklan dan menyoal ASO dengan nasionalisme. Tidak ada hubungannya, mosok pemerintah, dalam hal ini yang menyusun UU melanggar sikap nasionalis, kalau iya, mosok oposan tidak teriak, turunkan Jokowi.

Apa yang dinyatakan HT kepada Johnny Plate jauh dari sikap nasionalisme, hanya hasrat memikirkan kepentingan medianya sendiri. Nasionalisme itu menjalankan UU dan memikirkan kepentingan nasional, negara, masyarakat, bukan hanya kepentingan sendiri dan golongannya semata.

Terima kasih

Sumber

https://nasional.sindonews.com/read/1020027/15/jokowi-sedih-60-belanja-iklan-media-diambil-platform-asing-ht-soroti-kebijakan-johnny-plate-1676088129

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun