Johnny Plate: Pers Adaptasi Teknologi Digital
Johnny Plate mengatakan, jika orientasi industri media yang baik, tercermin dari jurnalismenya yang berkualitas berdasarkan data, analisis, dan pendekatan teoritis yang memadai. Era modern dan digital ini, kebutuhan data sangat mudah, melimpah, dan begitu cepatnya tersaji.
Dulu, orang atau masyarakat perlu waktu minimal sehari untuk bisa mendapatkan warta yang terupdate. Misalnya peristiwa pabrik terbakar di Surabaya terjadi Minggu siang, masyarakat di lain tempat baru  akan mendapatkan informasi Senin keesokan harinya melalui media.
Media berkembang menjadi media elektronik, televisi, jangkauan lebih luas dan cepat. Penggrebegan dan penembakan terduga teroris saja bisa siaran langsung dengan adanya televisi. Lebih cepat.
Kini, dengan keberadaan digital, hampir semua masyarakat bisa menggunakannya untuk memprodusi dan sekaligus mendistribusikan berita sendiri. Ini adalah tantangan sekaligus peluang bagi pegiat media, industri media untuk mampu berjalan dan menjadi pionir dalam mencerdaskan hidup berbangsa dengan informasi yang mereka sajikan.
Kecepatan media sosial dan media warga itu dalam hal peristiwa, misalnya kecelakaan, atau prestasi. Namun jurnalisme memiliki tanggung jawab lebih yaitu kedalaman materi. Misalnya mengenai kejuaraan, bagaimana pelaku media menyajikan sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh para awam dalam memproduksi opini atau berita. Ini adalah peluang dan juga pembeda.
 Johnny Plate lebih lanjut mengatakan, industri media perlu menciptakan  ekosistem pers yang sehat, berkolaborasi dengan memanfaat berbagai kemajuan yang ada.  Big data, metaverse, atau artificial inteligence, itu adalah peluang untuk membantu penyajian data, berita, dan opini yang lebih obyektif, mendasar, dan juga bisa dipertanggungjawabkan.
Insan pers perlu kreatif sehingga menemukan cara penyajian yang sangat menarik, memiliki nilai pembeda. Transformasi digital memang maju sekian tahun dengan adanya pandemi. Ini adalah tantangan sekaligus peluang, bagaimana industri media mampu mencerdaskan kehidupan berbangsa ini dengan penyajian berita mereka.
Suka atau tidak, media di Indonesia belum sepenuhnya demikian. Bagaimana banyak media, baik cetak, online, atau elektronik memelintir data, fakta, dan opini demi sesuatu. Â Politisasi media tidak bisa dibendung. Di sinilah peran penting Kominfo dalam membentengi keberadaan pers sebagai adanya.
Presiden Jokowi mengakui peran pers sangat besar dalam masa perjuangan, pembangunan, dan hari ini. Bagaimana menyuara, memberitakan, dan menyosialisasikan  dampak pembangunan bangsa ini. Mereka,  kaum pers itu termasuk juga dalam pilar demokrasi.
Apakah benar sudah bertanggung jawab dan bisa menjadi rujukan kebenaran, obyektif, netral, dan lepas pengaruh? Itu bisa dinilai masing-masing.