set box: siara.com
Set Box Meledak, Kampanye Negatif Program ASO?
Tiba-tiba viral postingan adanya set box meledak. Narasi yang disampaikan adalah, bahaya penggunaan set box, hati-hati karena panas, maka cabut aliran listrik jika tidak dipakai. Jadi ingat, dulu ketika mulai ASO, bergulir kata-kata keluhan, rakyat dibuat menderita, nambah anggaran, dan jangan-jangan nanti melihat televisi juga kudu membayar.
Raja media juga membuat ulah dengan membandel dan membantah perintah UU itu. Pada akhirnya sih nurut juga, meskipun membuat masyarakat jadi ikutan panas dan riuh rendah. Padahal tidak tahu apa yang sebenarnya diperjuangkan.
Pemerintah itu membuat kebijakan tentu tidak akan sembarangan. Ada mekanisme panjang dan dibicarakan secara mendalam. Ingat, adanya UU pasti sudah bicara dan juga sidang, rapat, dan pertemuan dengan anggota dewan. Artinya tidak akan seenaknya sendiri yang membebani rakyat.
Digitalisasi siaran televisi membebani rakyat itu bahasa elit yang kehilangan sedikit keuntungannya. Mereka yang biasa mendapatkan banyak keuntungan, harus berbagi dengan semakin banyak orang. Maka, mereka mengupayakan, tetap demikian adanya.
Aneh dan lucu ketika masyarakat yang mau dibantu malah mencaci maki dan menuduh pemerintah mencekik rakyat. Rekam jejak pemerintahan saat ini tidak demikian. Memang  pengalaman masa lalu ada yang demikian, toh tidak bisa dijadikan pembenar atas kecurigaan yang tidak cukup mendasar.
Pembagian set box gratis oleh Kominfo adalah jalan tengah bagi yang tidak mampu. Lha main medsos, wa grup aktif, kira-kira habis berapapaket data atau malah pasang wifi di rumah? Kisaran harga set box juga sebulan harga internet di rumah. Pemakaian set box seumur hidup, bukan hanya sebulan atau seminggu sebagaimana paket data.
Sosialisasi program dan kebijakan sudah relatif cukup sebenarnya. Hanya memang  karena banyak kepentingan yang terganggu, barisan sakit hati, oposan dan juga politikus minim prestasi menciptakan sensasi terus menerus.
Menggoreng tiada akhir apapun dijadikan bahan untuk mendiskreditkan pemerintah dan kebijakannya. Jika berfokus pada sosialisasi akan mandeg.
Masalah justru pada literasi. Bagaimana literasi, pemahaman, dan juga mau mencari  tahu itu penting. Selama ini adanya sosialisasi juga kadang percuma, karena membaca saja enggan. Lebih suka hal-hal tidak penting, remeh temeh, daripada pengetahuan dan juga sosialisasi kebijakan.